Kudapatkan jawaban setuju dan kuminta anakku mengetik sendiri sms itu pada kawanku. "Bilang namamu siapa, bilang kamu anak ibu dan jangan lupa bilang terima kasih, " cuma itu yang kupesankan pada anakku. Percakapan selanjutnya nanti akan kuserahkan saja pada anak dan kawanku itu.
Dan...
Aku nyengir ketika tak lama dari itu kudapatkan sebuah pesan masuk ke teleponku. Temanku yang ditanya menjawab begini, "D, pertanyaan anakmu itu bisa aku jawab, tapi itu bukan pertanyaan gampang, panjang jawabnya. Aku lagi meeting, nanti aku jawab habis meeting ini, ya."
Ha ha.
Aku senyum-senyum saja. Aku sudah tahu, pertanyaan itu tak bisa dijawab dalam beberapa detik. Maka kujawab pesan itu dengan jawaban, "Sip sip, nggak papa, nanti aja, thanks banget ya.."
Soal makhluk yang nggak punya kaki, terus bergeraknya gimana itu kuserahkan pada kawanku yang lain. "Nanti bicara sama Tante F ya," kataku pada anakku yang bertanya.
Tante F yang kumaksud adalah adalah ahli biologi, Master di bidang rekayasa genetika. Yang ketika akhirnya setelah bicara dengan anakku mengatakan begini padaku "Walah pertanyaannya itu, lhooo... Pelajaran tentang makhluk yang dia tanyakan itu ada pelajarannya sendiri di universitas, bisa 2 SKS sendiri itu.."
Aku tertawa-tawa. Nah kan, pikirku. Untunglah ada Tante F yang bisa bantu menjawab tentang makhluk yang sejujurnya kupikirkan saja tak pernah bagaimana cara dia bergerak kalau tak punya kaki itu. Dan untung ada Oom D yang Master di bidang Teknologi Informasi yang setelah menjawab pertanyaan anakku tentang bilangan binary juga mengirimi aku pesan ke telepon genggamku, "Sudah ya, sudah selesai aku jawab. Ini anak sama ibunya sama saja nih, kalau nanya panjang bener. "
Wahahaaa...
Kawanku yang mengatakan 'ibu dan anak sama saja' itu, kawan lama. Jauh sebelum aku menikah sudah berteman baik dan dia memang sangat pandai, dan baik hati. Tak pernah kulupakan ada banyak saat ketika duluuuu dia sering mengajariku beragam hal teknis yang dijejalkannya ke kepalaku saat aku harus menghadapi ujian.
Aku ingat suatu hari, sudah hampir jam setengah sebelas malam ketika dia masih mencoret- coret kertas membuat bagan yang akan bisa membantuku mencerna segala kerumitan teknis topik yang akan diujikan. Kawan sangat pandai ini membantu menyederhanakan hal- hal rumit itu menjadi pemahaman dasar.