Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Menyerah! (Proses Panjang Membesarkan Anak Unik - 2)

13 September 2015   16:17 Diperbarui: 24 September 2015   14:48 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini dibuat untuk menyemangati para orang tua yang menghadapi anak- anak yang unik, agar mereka bisa berkembang baik sebab seringkali lingkungan yang mereka hadapi memberikan 'label' yang keliru pada mereka...

INI cerita tentang anak keduaku. Anak tengah dalam keluarga.

Anak yang kerap kali membuat jantungku berdegup kencang. Anak yang banyak membuat kami tercengang, atas tingkah laku dan reaksi- reaksinya yang tak terduga.

Anak yang membuat seorang psikolog di awal masa SD-nya terdiam lamaaa saat kumintai pendapat, mana yang lebih baik baginya, masuk kelas akselerasikah, atau tetap di kelas reguler saja? Dan psikolog itu harus menimbang- nimbang lama sebab menurutnya kedua pilihan itu memiliki resiko yang sama besarnya untuk anakku ini.

Maju kena. Mundur kena.

Aduh !

***

Emangnya kenapa siihhhh dengan dia, si anak tengah ini?

Anak tengahku ini kecerdasannya luar biasa (hasil test psikologi menunjukkan bahwa IQ-nya bahkan jauh di atas kakaknya) tapi kemampuan sosial dan kekuatan mentalnya jadi tidak sebanding dengan intelegensi yang melesat jauh beberapa tingkat di atas anak seumurnya itu.

Intelegensia yang sangat tinggi berpadu pada kemampuan sosial dan kekuatan mental yang bahkan konon sedikit di bawah rata-rata itu menimbulkan ketidak seimbangan pada dirinya.

Akibatnya, dia kesulitan menyesuaikan diri di sekolah. Dan tidak bisa berprestasi secara akademik sampai tingkat yang cemerlang, secemerlang apa yang dimungkinkan oleh intelegensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun