Iya, katanya. Dia sedang meminta keringanan biaya kuliah. Maka biaya kuliah semester awal itu belum dibayarnya dan sehari sebelum daftar ulang itu sang ibu dan anak mengurus surat keterangan di kampus, yang menunjukkan bahwa mereka sedang meminta peninjauan keringanan biaya kuliah sehingga pada hari daftar ulang dilakukan, biaya tersebut belum dibayar.
Aku mengangguk lagi. Memahami ceritanya.
Dan leherku terasa tercekat.
Cerita- cerita tentang bagaimana para orang tua yang anaknya diterima di perguruan tinggi tapi tak memiliki cukup dana untuk membayar uang kuliah anaknya selalu membuat leherku sakit dan mataku membasah.
Dan padahal aku tahu pasti, saat melepaskan anak untuk kuliah, apalagi jika kuliahnya di luar kota seperti yang terjadi pada anak ibu tersebut dan anakku, bukan hanya urusan biaya yang perlu dipikirkan, tapi juga... urusan- urusan hati...
" I prefer Bapak's style. "
Beberapa jam sebelum percakapan dengan salah satu orang tua mahasiswa yang kutemui di depan gedung tempat daftar ulang yang kuceritakan di atas, kalimat " I prefer Bapak's style " itu diucapkan oleh putriku, anak sulungku, sambil nyengir lebar.
Gara- garanya, dia melihat bahwa bersamaan dengan adiknya -- anak keduaku, bocah lanang yang tahun ini baru diterima di perguruan tinggi -- aku juga bersiap- siap untuk pergi ke tempat daftar ulang itu.
" Ibu ngantar adik ? " tanya anak sulungku.
Aku mengangguk, " Iya, " kataku.