Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Balada KRL: Kaleng Penyiksaan

22 Juli 2013   06:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:13 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di KRL Ekspres dulu juga, banyak orang berdiri. Tapi waktu tempun yang relatif cepat dan ruang gerak yang masih cukup dapat diterima membuat banyak orang masih sanggup berdiri serta banyak yang tak merasa perlu ikut berputar dulu.

Tapi kan tarifnya sekarang murah?

Lho, segmen yang ini tak perlu tarif murah. Bukan itu yang diharapkan. Bukan situasi 'tarif murah koq mau enak', 'tarif murah koq pengen selamet' atau tarif murah plus bonus penyiksaan fisik tiap hari yang diinginkan.

Ada cukup banyak orang yang bersedia membayar tiket sampai 3, 4 bahkan 5 kali lipat dari harga tiket saat ini, tapi orang- orang ini tak diberi pilihan dan dipaksa menelan situasi KRL yang jauh dari harapan.

Anehnya, alih- alih mempertahankan yang sudah bagus dan memperbaiki yang kurang, yang dilakukan adalah perombakan total. Yang sudah baik dulu, malah dihilangkan.

Harapan Palsu

Kekecewaan banyak penumpang tentang penghapusan KRL Ekspres sebenarnya sudah diekspresikan sejak dua tahun yang lalu, namun (seperti biasa) PT. KAI dan KCJ menutup telinga.

Ada banyak janji diberikan yakni KRL 'Commuter Line' akan hanya berhenti sekian (detik atau menit) dalam satu stasiun, sehingga dampaknya tak banyak.

Bahwa KRL tak akan ditahan- tahan. Bahwa antrian akan lancar.

Faktanya? Ah, itu janji gombal belaka.

Tak ada standar berapa lama KRL berhenti di setiap stasiun. Dan oh, lihatlah bagaimana KRL sering sekali ditahan begitu lama di stasiun Manggarai. Menunggu jalur kosonglah, menanti KRL lain yang penumpangnya akan perlu sambungan kereta ke jurusan tertentulah, dan banyak lagi. Beribu alasan diberikan untuk ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun