Kompasiana membuka jalan.
Aku sering menjadi silent reader di Kompasiana. Kuingat seorang Kompasianer yang beberapa kali tulisannya kubaca walau belum pernah berkomunikasi. Kuduga, domisilinya berada dekat dengan Kantor Catatan Sipil kemana surat- surat lahir para asisten kami akan perlu diurus.
Kuminta bantuan informasi, kutanyakan padanya apakah dikenalnya seseorang yang bisa memberikan jasa untuk mengurus akte kelahiran.
Balasan kuterima. Kuperoleh sebuah nama seorang Bapak.
Melewati beberapa drama dimana kontak yang sudah terjadi lalu terputus kembali sebab HP Bapak yang akan kami minta mengurus Akte Lahir ke Catatan Sipil itu sempat tercemplung ke dalam air cucian sehingga nomornya tak bisa dihubungi, dan baru bisa terhubungi kembali setelah lagi- lagi aku menghubungi dan meminta bantuan Kompasianer yang sama, akhirnya terbuka jalan untuk mengurus Akte Lahir secara resmi di Catatan Sipil.
Akte akan siap dalam waktu sebulan, katanya.
Baiklah. Masih cukup waktu untuk mengurus passport dan visa jika akte selesai dalam waktu sebulan.
Tapi...
Begitulah.
Ketika hendak kami kirimkan syarat- syarat yang dibutuhkan, ternyata...
Satu asisten rumah tangga kami itu mogok dan bersikeras tak mau berangkat.