Tanda tangan ayahku.
Di lembaran- lembaran buku raport. Di beberapa dokumen lain. Juga kulihat tulisannya di buku catatan telepon di rumah orang tuaku. Bagiku, itu sungguh sangat menghangatkan hati. Membantu mengatasi rasa kangen pada Bapak yang sering melanda.
Sungguh, aku sangat memahami ketika belum lama ini kami sedang mengurus surat- surat untuk suatu keperluan, ibuku memegang dengan hati- hati sebuah buku.
Buku nikahnya dengan Bapak.
Dibukanya sebentar buku itu dan dielusnya dengan sayang, di bagian dimana ada tulisan dan tanda tangan Bapak di lembaran halaman buku nikah itu.
Ah, jika tulisan tangan kelak lenyap, akankah rasa yang tersambung pada seseorang yang dicinta namun sudah tiada bisa juga terasa sepekat itu?
p.s. Artikel terkait: http://muda.kompasiana.com/2013/08/31/akankah-tulisan-tangan-punah-suatu-hari-kelak-588483.html