Dieng, tak pernah kehilangan pesona...
BEBERAPA bulan yang lalu, kami mampir ke Dieng.
Ini bukan pertama kalinya kami kesana. Tapi, kekaguman akan pesonanya itu tak pernah hilang.
Dieng, atau Da Hyang, artinya taman para dewa. Tempat para dewa besemanyam. Terletak lebih dari 2000 m di atas permukaan laut, Dieng merupakan sebuah dataran tinggi, atau Plateau. Dieng masuk ke dalam wilayah dua kabupaten di Jawa Tengah, yakni Wonosobo dan Banjarnegara.
Ada banyak tempat indah yang dapat dikunjungi di Dieng. Ini kubagi beberapa foto dari kunjungan kami yang lalu kesana:
1. Kawah
Dieng merupakan kawasan vulkanik yang masih aktif. Ada beberapa buah kawah di Dieng, salah satunya adalah Kawah Sikidang.
[caption id="attachment_284150" align="aligncenter" width="442" caption="dok. pribadi"]
Keunikan dari Kawah Sikidang adalah, kawah uap ini berpindah- pindah tempatnya. Maka disebutlah tempat ini sebagai Sikidang, sebab kawahnya diumpamakan seperti kelincahan seekor Kijang yang senang melompat kesana kemari.
[caption id="attachment_284148" align="aligncenter" width="409" caption="dok. pribadi"]
Di Kawah Sikidang, kita bisa menemukan lubang- lubang kecil dengan air panas yang menggelegak mendidih. Jika telur diletakkan disini, niscaya telur itu akan matang karena panasnya air dalam lubang- lubang kecil ini.
Sayangnya, banyak pengunjung tak menjaga. Bukan hanya telur yang dimasukkan ke lubang ini, tapi juga botol plastik, seperti tampak dalam foto di bawah ini.
[caption id="attachment_284156" align="aligncenter" width="445" caption="dok. pribadi"]
[caption id="attachment_284151" align="aligncenter" width="409" caption="dok. pribadi"]
[caption id="attachment_284152" align="aligncenter" width="242" caption="dok. pribadi"][/caption]
Terdapat sebuah kompleks Candi Hindu di Dieng ini. Terkenal dengan nama kompleks Candi Arjuna, di sini terdapat juga beberapa candi lain yang masing- masing diberi nama dari tokoh- tokoh wayang. Selain candi Arjuna, misalnya, ada juga Candi Bima serta candi- candi dengan nama tokoh perwayangan lain. Sedikit terpisah dari letak candi- candi lain, terdapat Candi Gatotkaca.
[caption id="attachment_284153" align="aligncenter" width="259" caption="dok. pribadi"]
[caption id="attachment_284154" align="aligncenter" width="456" caption="dok. pribadi"]
Ada beberapa buah telaga yang berdekatan di Dieng. Satu diantaranya disebut dengan nama Telaga Warna. Telaga indah ini menampilkan pemandangan memikat, permukaan airnya memiliki beberapa gradasi warna yang terbentuk sebab telaga ini mengandung belerang. Hutan di sekitarnya, menggenapkan keindahan pemandangan di sekitar telaga ini.
[caption id="attachment_284157" align="aligncenter" width="402" caption="dok. pribadi"]
Telaga Warna letaknya bersebelahan dengan satu telaga lain yang permukaan airnya berkilau seperti cermin. Telaga Pengilon, namanya. Pengilon, dalam bahasa setempat, artinya adalah cermin. Pemandangan yang disuguhkan oleh kedua telaga yang berdampingan ini sungguh membuat kita akan harus menahan nafas karena takjub.
[caption id="attachment_284168" align="aligncenter" width="440" caption="dok. pribadi"]
[caption id="attachment_284160" align="aligncenter" width="533" caption="dok. pribadi"]
Apalagi yang dapat dikatakan saat bisa menyaksikan matahari terbit dengan latar belakang Gunung Sindoro dan awan yang berarak lembut di pagi hari? Tak lagi perlu banyak kata- kata untuk bisa mengungkapkan yang dirasa.
[caption id="attachment_284161" align="aligncenter" width="491" caption="dok. pribadi"]
[caption id="attachment_284205" align="aligncenter" width="370" caption="dok. pribadi"]
Ah, melihat keindahan Dieng, rasanya julukan sebagai Taman Para Dewa yang diberikan untuk tempat itu memang tak berlebihan, ya?
p.s. kami cinta indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H