Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Suami Istri Dengan NPWP Terpisah Tarif Pajaknya Bisa Lebih Mahal, Lho!

22 Maret 2015   17:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:17 8204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427021105654641991

NPWP suami istri yang berbeda menyebabkan tarif pajak lebih mahal, benarkah?

SUARA gelak tawa terdengar tanpa henti.

Mudah dipahami, ada beberapa orang teman lama sedang berjumpa. Kinanti, Sekar, Dee dan Tantri bertemu untuk makan siang bersama. Dan mengobrol, serta tertawa- tawa, tentu.

Obrolan bergulir kesana- kemari. Dari soal keluarga, anak, pekerjaan, hingga...

" Eh, sudah pada masukin SPT? " Sekar bertanya.

Kawan- kawannya segera memahami. SPT yang dimaksud adalah Surat Pemberitahuan yang terkait dengan pelaporan pajak tahunan. Ini bulan Maret, dan akhir Maret merupakan tenggat waktu pelaporan pajak tahunan tersebut. Maka tak heran bahwa topik itu muncul di permukaan.

Dee serta Tantri mengangguk.

" Aku lapornya ikut Kuti, " kata Dee menyebut nama suaminya. " Dia yang lapor. NPWP-ku sama dengan NPWP Kuti "

" Aku juga, " timpal Tantri, " Suamiku yang lapor. NPWP aku merupakan NPWP cabang suamiku. "

" Apa itu NPWP cabang? " tanya Dee pada Tantri.

" Itu lho Dee, " komentar Kinanti, " NPWP cabang merupakan NPWP tambahan yang dimiliki istri yang menginduk pada NPWP suami. Duabelas digit pertama NPWP cabang akan sama dengan NPWP suami, hanya bagian belakangnya saja yang berbeda. "

" Iya, " kata Tantri, " Angka depannya sama, hanya NPWP suamiku belakangnya 000 sementara NPWP-ku 001 ".

" Eh, mumpung sedang ngobrolin pajak, nih.. " Sekar menyela, " Koq aku baru dengar ya, bahwa jika NPWP istri terpisah dengan NPWP suami, ada potensi kenaikan biaya pajaknya ? "

" Oh ya? " Tantri berkata, " Aku baru dengar itu. "

Hmm, Dee juga baru mendengar hal tersebut. " Betulkah begitu? " tanya Dee.

" Kinan, " Sekar menoleh pada Kinanti, " Pernah dengar soal ini?

Kinanti mengangguk. " Iya, pernah. Dan itu betul.. NPWP suami dan istri yang terpisah bisa berujung pada kenaikan jumlah pajak yang mesti dibayar. "

Suara Sekar terdengar, " Nah. Jadi benar ya! Ada temanku yang terkaget- kaget belum lama ini, Kinan, dia ditagih kurang bayar oleh kantor pajak, karena NPWP-nya berbeda dengan suaminya. Tagihannya banyak pula ! "

" Koq bisa? " tanya Tantri heran, " Dan itu peraturannya baru ada tahun ini atau sudah lama.. Kenapa aku baru dengar ya ? "

" Peraturannya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu, " Kinanti menerangkan, " Hanya saja, pada formulir SPT yang lama, hal itu tidak tampak jelas terlihat. Di formulir SPT yang baru tahun ini, ada lampiran tersendiri yang meminta informasi tentang pajak bagi suami istri yang NPWP-nya terpisah. "

[caption id="attachment_374398" align="aligncenter" width="637" caption="Dok. pribadi"][/caption]

" Ooooo... " Tantri seperti teringat sesuatu, " Pantas suamiku saat hendak mengisi laporan kemarin mengecek dulu apakah NPWP cabang yang kugunakan itu dianggap NPWP terpisah atau NPWP yang sama dengan suami, karena katanya jika dianggap NPWP terpisah, maka cara perhitungan pajaknya berbeda dan... wah, saat dicoba dihitung, kurang bayarnya jadi banyak sekali ! "

" Lalu ternyata, dianggap sama atau berbeda NPWP cabang itu ? " tanya Dee ingin tahu.

" Dianggap sama, Dee, " kali ini Sekar yang menjawab. " Perlakuan bagi istri bekerja pemilik NPWP cabang akan sama seperti pada istri bekerja yang NPWP-nya ikut NPWP suami sepertimu. "

" Tapi perempuan menikah punya NPWP terpisah dengan suami itu boleh kan ? " tanya Dee.

" Boleh, " kata Kinanti. " Untuk kondisi dimana seorang perempuan menikah telah hidup terpisah dengan suaminya berdasarkan putusan hakim, atau memiliki perjanjian pisah harta, atau memang secara sengaja berkehendak untuk melaporkan pajak sendiri yang terpisah dari suami, itu dimungkinkan. "

" Tapi dengan konsekwensi, cara perhitungan pajaknya jadi berbeda dengan jika dilaporkan menggunakan NPWP yang sama, atau NPWP cabang, walau jumlah penghasilannya sama ? " Dee yang penasaran, terus bertanya.

" Ya, " Kinanti mengangguk lagi.

" Masalahnya adalah, " Sekar kini yang berkomentar, " Konsekwensi ini yang rupanya belum tentu diketahui oleh semua orang, para istri yang memiliki NPWP yang terpisah dengan suaminya. Kebanyakan tidak sadar bahwa ada konsekwensi finansial yang bisa besar atas keputusan ini. Ada banyak kondisi dimana istri tidak pisah harta, atau sebenarnya tidak punya alasan khusus untuk memisahkan laporan pajak atau laporan pajak dari suaminya yang saat ini memiliki NPWP terpisah. Baru kaget setelah tahu bahwa bisa jadi ada kekurangan pajak karenanya. "

" Gimana ngitungnya, koq bisa jadi kurang bayar pajak, jika penghasilannya sama ?" kata Dee.

" Lapisan tarifnya jadi beda, Dee, " kata Kinanti. " Berdasarkan peraturan perpajakan, metode perhitungan pajak bagi istri bekerja yang NPWP-nya sama dengan suaminya atau merupakan cabang dari NPWP suami membolehkan dua perhitungan pajak terpisah dan pajak istri bersifat final. Jadi di akhir tahun, penghasilan istri tak harus dijumlah dengan penghasian suami lalu dihitung kembali. Maka pada umumnya pajaknya adalah apa yang memang sudah dipotong dan dibayarkan tiap bulan oleh perusahaan tempatnya bekerja, tak ada lagi yang mesti dibayarkan. "

" Kalau NPWP-nya terpisah, " Kinanti melajutkan, " Hanya satu lapisan tarif pajak yang diberlakukan. Bukan dua. Penghasilan suami dan istri harus dijumlahkan dulu, baru dihitung pajaknya. Akibatnya, pajak yang mesti dibayar umumnya akan lebih besar. "

Oh. Dee paham kini.

Tarif pajak bertingkat berdasarkan jumlah penghasilan setahun. Setelah dikurangi penghasilan tidak kena pajak (PTKP), maka pajak yang diterapkan akan berjenjang sebesar 5%, 15%, 25% dan 30% tergantung jumlah penghasilan per tahun itu.

Jika pajak suami dan pajak istri dihitung terpisah, maka komponen penghasilan suami dan penghasilan istri akan dihitung mulai dari jenjang terendah secara masing- masing. Tapi jika satu lapisan tarif pajak yang diberlakukan, dan penghasilan suami serta istri digabungkan dulu baru dihitung pajaknya, maka jumlah yang terkena tarif lebih rendah akan lebih sedikit daripada jika dihitung masing- masing.

Pajak yang terhutang akan lebih besar sebab cara perhitungannya akan menyebabkan angka penghasilan yang sudah digabung itu terkena tarif pajak dengan presentase yang lebih besar.

" Kalau dipisah perhitungan pajaknya, ada dua penghasilan di bawah 50 juta pertahun yang kena tarif 5%, lalu berikutnya antara 50 juta sampai 250 juta kena 15% dan seterusnya, ya, " kata Dee. " Maka katakanlah buat yang setelah dipotong PTKP penghasilan suami dan istri masing- masing 50 juta dan 40 juta, pajaknya masing- masing akan kena 5% jika perhitungannya sendiri- sendiri, dan ini sifatnya final. Tapi jika cara perhitungannya adalah penghasilannya harus dijumlahkan dulu bagi suami istri yang NPWP-nya berbeda, maka penghasilan dianggap 90 juta dan pajaknya 5% untuk yang 50 juta sementara untuk yang 40 juta sisanya kena 15%, benar? " tanya Dee.

Kinanti mengangguk. " Tepat, maka untuk yang pertama total pajak yang mesti dibayar Rp. 4.500.000 sementara untuk cara perhitungan kedua pajaknya jadi Rp. 8.500.000, " katanya.

" Wah, lalu kalau yang sudah terlanjur NPWP-nya terpisah seperti temanku itu gimana, Kinan? " tanya Sekar, " Bisa nggak NPWP-nya diurus untuk digabungkan dengan suaminya? "

" Iya bisa, " kata Kinanti, " Tapi mesti diurus ke kantor pajak untuk meminta permohonan penghapusan NPWP dan kemudian melaporkan pajak tergabung dengan NPWP yang sama dengan NPWP suami. "

" Ooo, aku kasih tau temanku deh nanti kalau begitu, " kata Sekar.

Kinanti mengangguk.

Dan percakapan tentang pajak berakhir. Topik pembicaraan beralih lagi, ke beragam pasal lain seperti kurs rupiah terhadap dollar, jenis durian yang bijinya kecil, tentang bagaimana membuat kompos, tentang anggrek yang sedang berbunga, tentang ujian sekolah anak- anak yang tak lama lagi akan berlangsung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun