[caption id="attachment_307936" align="aligncenter" width="257" caption="(food.detik.com)"][/caption]
DARI sekian banyak kuliner eksotis di Manado, Bubur Manado yang paling sering disebut-sebut. Bahkan, oleh sejumlah kalangan, Bubur Manado dikategorikan sebagai salah satu dari 5 B. Selain Bubur Manado, B yang lain adalah Bibir Manado, Bobor Manado, Babar Manado dan Beber Manado (yang tiga B terakhir hanya ngarang aja, hehehe).
Jika kebetulan berkunjung ke Manado, belum lengkap rasanya jika Anda tidak mencicipi bibir, eh bubur Manado. Namun tahukah Anda, ada beberapa fakta menarik tentang Bibir Manado? Ini faktanya.
1. Bubur Manado aslinya merupakan masakan tradisional Minahasa, jadi seharusnya disebut Bubur Minahasa. Kenapa lalu jadinya Bubur Manado? Mungkin karena istilah Manado yang lebih populer. Manado merupakan ibukota provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Dewasa ini, sebutan 'Orang manado' juga mencakup masyarakat yang bermukim di bagian wilayah lain di luar Kota Manado seperti Kota Bitung, kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon.
2. Istilah tradisional untuk Bubur Manado adalah Tinutuan, yang berasal dari kata dasar Tuutu, yang artinya nasi atau bubur. Jadi Tinutuan arti harfiahnya adalah 'dijadikan bubur'. Di sejumlah wilayah Minahasa, istilah Tinutuan sering disingkat menjadi Tinu. Misalnya dalam kalimat: Besok torang beking jo tinu? (Gimana jika besok kita bikin Bubur Manado?).
3. Selain Tinutuan, sebagian masyarakat di Tondano menyebut Bubur Manado sebagai Sinede'an. Sementara warga Minahasa Selatan ada yang menyebutnya Peda'al.
4. Sejak pertengahan '80-an, muncul varian baru dari Bubur Manado, ketika ada yang iseng mencampurkan mie. Bubur Manado yang dicampur dengan mie kemudian disebut Midal, akronim dari Mie + Peda'al.
5. Bahan dasar Bubur Manado, selain beras adalah sejumlah sayuran dan jagung manis. Di Minahasa Selatan, ada masyarakat yang suka menambahkan daun pepaya. Bubur Manado plus Daun Pepaya ini rasanya 'pahit-pahit sedap'...
6. Karena terdiri dari beras dan sayuran, Bubur Manado merupakan salah satu dari sangat sedikit kuliner khas Manado yang tergolong 'masakan nasional'. Yang artinya bisa dikonsumsi siapa saja, tak soal apa etnisnya, apa jenis kelaminnya, atau apa agamanya. Sekedar info, ada sejumlah masakan khas Manado yang sekalipun luar biasa lezat, namun sama sekali tidak dianjurkan untuk dicicipi oleh teman-teman yang Muslim, hehehe...
7. Rata-rata orang Manado tak bisa makan tanpa rasa pedas. Begitu juga dengan Bubur Manado yang (bagi lidah orang Manado) akan terasa lebih nikmat jika ada pedasnya. Rasa pedas biasanya berasal dari sambal (atau dabu-dabu, menurut istilah Manado). Ada beragam jenis dabu-dabu yang bisa dimakan bersama Bubur Manado. Namun yang paling populer adalah 'dabu-dabu Roa'.
8. Bubur Manado sangat cocok untuk dijadikan menu bagi mereka yang diet.
9. Bubur Manado aslinya merupakan makanan untuk sarapan. Jadi Bubur Manado biasanya dimakan di pagi hari, hingga menjelang siang. Kendati merupakan makanan untuk sarapan, tentu tak ada yang melarang jika ada yang nekat mencicipinya di sore bahkan malam, hehehe. Sekalipun memang kesannya rada aneh jika makanan untuk sarapan pagi dimakan sore hari...
10. Di manado dan Minahasa, banyak keluarga yang bisa menyekolahkan anaknya hingga sarjana hanya dengan menjual Bubur Manado.
11. Di Sulut, tingkat konsumsi Bubur Manado meningkat tajam di pekan-pekan pertama bulan Januari. Di saat itu, Bubur Manado dianggap sebagai makanan yang bisa 'menghancurkan' lemak dan unsur-unsur jahat yang dikonsumsi saat Natal dan Tahun Baru.
12. Membuat Bubur Manado merupakan pengetahuan wajib bagi remaja putri atau ibu-ibu di Manado. Dewasa ini sangat sulit menemukan ibu-ibu Manado yang gak bisa bikin Bubur Manado. Jika ada ibu-ibu Manado yang gak bisa bikin Bubur Manado, kayaknya dia berasal dari planet lain, hehehe
13. Di Manado dan Minahasa, Bubur Manado umumnya dikonsumsi oleh perempuan. Di Tondano, bahkan ada yang bercanda dan menyebut Bubur Manado sebagai 'pekanan ne wewene' yang artinya 'makanan khas perempuan'...
Catatan:
Tulisan ini dibuat oleh orang Manado, yang gak suka Bubur Manado. Jika kepepet, si penulis kayaknya lebih memilih mencicipi bibirnya aja, hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H