Ada orang yang menulis buku dan judul buku yang ditulisnya dengan hati- hati itu lalu dipelesetkan oleh orang lain dengan semena- mena sehingga bisa dipersepsikan lain dan berkonotasi negatif.
Ada pula yang suatu hari membuat sebuah tulisan lalu seseorang mengcounter tulisan itu, dan dia (penulis yang pertama) diundang untuk hadir mengomentari tulisan yang mengcounter itu. Link diberikan, jelas mengundang, tapi 'lucunya" (tidak lucu, sebenarnya ! ) saat yang diundang itu datang memberikan pendapatnya, sebab tidak sepaham dengan penulis yang mengcounter itu, lalu dikata- katai dan diusir dari kolom komentar seakan- akan pemikiran dan komentarnya tak berharga sama sekali.
Lho.. siapa yang sesat logika kalau begitu? Jika tak siap berdebat, ya jangan mengcounter. Tak perlu juga mengundang.
Aneh.
Ada banyak hal yang 'lucu' (tepatnya: tidak lucu, he he he) yang pernah kusaksikan. Bagaimana orang yang dulu saling memuji setinggi langit lalu dalam waktu yang tak lama tak lagi saling menyapa dan bahkan saling menyerang.
Ada yang membuat kelompok eksklusif dan kompak selalu seiya sekata menghadapi orang lain yang tak dalam kelompok itu (lepas dari benar atau salah), ternyata akhirnya juga saling melontarkan api, batu dan petasan -- berantem sendiri.
Entahlah, kadang bahkan sampai sulit mendefinisikan: harus tertawa atau menangis melihat hal- hal semacam itu?
***
Kembali ke soal tersentuh yang kusebutkan dalam awal tulisan ini.
Tentu saja bukan semata hal- hal aneh, ajaib, (tidak) lucu yang kusaksikan. Ada banyak kebaikan dan ketulusan hati juga dengan amat sangat terpancar keluar.
Belum lama ini, kusaksikan seseorang yang sering sekali direndahkan, dikata- katai, dibully oleh seseorang (dan teman- teman sekelompoknya) bahkan menyampaikan rasa empati ketika orang yang sering mengata- ngatainya itu ditimpa kesulitan.