Hmm, baiklah, pikirku. Nanti saja setelah film ini usai akan kuulangi pesanku pada mereka.
Namun aku memutuskan untuk mempercepat pemberian peringatan ulangan ketika salah seorang anakku dengan iseng berkomentar, " Tapi di layar nggak ada tulisan "don't try this at home" , tuh, " katanya jahil. Komentar yang dengan segera disambut anakku yang lain dengan senyum.
Haduuhhhh, dasar, pikirku. Walau juga tersenyum, tapi alarm-ku berbunyi mendengar komentar semacam itu.
Kutegaskan kembali pesanku dengan berkata pada mereka, " Eh, ibu serius lhooo. Yang tadi itu bahaya sekali. J-a-n-g-a-n pernah melakukan hal semacam itu. Never ever. Itu b-a-h-a-y-a. Ya ?!!! "
Senyum mereka makin melebar. Dan dengan mata berkilat penuh tawa, anak- anakku menjawab, " OK Bu, OK.. Iyaaa... "
Tak bisa lain, mau tak mau aku harus juga turut tersenyum melihat mereka begitu sambil berharap dalam hati, semoga walau mereka tersenyum lebar semacam itu, pesanku tadi akan terekam dalam memory mereka.
Menyeimbangkan antara aturan- aturan dan standar dengan memberikan ruang yang cukup bagi anak- anak serta para remaja untuk bereksplorasi kadangkala tak sesederhana itu. Berlebihan, tentu tak baik akibatnya. Jika terlalu longgar, akibatnya mereka jadi tak punya panduan dan standar yang jelas.
Ah, tak mudah memang menjadi orang tua.
***
Terus terang saja, sebetulnya aku sendiri tersenyum dalam hati ketika itu.
Ada banyak hal yang membuat aku tersenyum begitu. Yang pertama, sebetulnya sebab jelas itu bukan waktu yang tepat untuk bicara tentang standar keselamatan naik kereta, saat menonton film 5 cm itu. Merusak kesenangan anak- anak saja aku ini. Ha ha ha.