[caption id="attachment_214201" align="aligncenter" width="320" caption="Gambar: www.ebay.com"][/caption]
Yuk kita ngobrol tentang 'buying behaviour', yuk...
APA yang pertama kali terpikir kalau kata 'buying behaviour' disebutkan ?
Betulkah bahwa yang langsung berkelebat di kepala adalah para perempuan yang hobby belanja, dengan tas belanja di kedua tangan, hasil impulsive buying?
Benarkah bahwa yang segera teringat adalah para perempuan yang senang membeli barang- barang yang tidak perlu, yang pada akhirnya tergeletak tak berguna di rumah?
Benarkah...
Benarkah bahwa buying behaviour perempuan dan laki-laki berbeda?
Kalau ada satu kelompok perempuan dan laki- laki tampaknya semua akan sepakat menjawab : Betul! Benar! Tepat! Certainly! Obviously!
OK... Jadi semua setuju bahwa buying behaviour perempuan dan laki-laki itu berbeda, ya?
Dan...
Itu memang benar. Betul, memang buying behaviour lelaki dan perempuan berbeda.
Sekarang, kalau ada sekelompok perempuan dan laki-laki ditanya: apakah para lelaki atau perempuan, yang lebih bijak dalam berbelanja... apa jawabnya?
Ayo angkat tangan...
Itu yang di pojok belakang, jawabnya apa? Oh, laki-laki lebih bijak?
Yang di kiri, dekat dinding itu, apa pendapatnya? Jelaaasssss, laki-laki dooong, perempuan suka impulsif!
Yang di depan? Tak perlu dipertanyakan lagi: lelaki, pasti ! Para perempuan kan terkenal boros...
Eh, ada yang angkat tangan... ingin bicara...
Ayo kita sama-sama dengarkan, apa yang dikatakannya. Ini katanya : sebetulnya perempuan jauh lebih bijak dalam belanja daripada laki- laki.
Ah, begitukah? Buktinya dong, buktinya... Apa?
Dan...
Owww, rupanya, once upon a time, in a small planet called earth, pernah ada penelitian tentang itu.
Dua survey yang terpisah pernah dilakukan. Kedua survey ini independen, tidak ada hubungan satu sama lain, dan keduanya menunjukkan hasil yang sama bahwa... memang perempuan jauh lebih bijak dalam berbelanja, ternyata.
Surveyor-nya siapa dan dimana? Survey pertama dilakukan oleh salah satu LSM di daerah minus di Indonesia, dan survey yang lain dilakukan oleh Harvard Business Review, samplenya tidak diambil di Indonesia.
Hasilnya sama, yakni jika dalam suatu keluarga laki- laki yang memegang kendali keuangan , maka belanja utama ditujukan pada "kepentingan laki-laki" yang sebetulnya tidak terlalu penting untuk keluarga, seperti rokok, kopi ( di Indonesia ) dan minuman beralkohol (menurut hasil penelitian Harvard ).
Sementara itu, jika perempuan yg memegang kendali belanja, fokusnya adalah makanan, layanan kesehatan dan pendidikan yang layak. Belanja terutama ditujukan untuk kesejahteraan anak-anak dalam keluarga.
Yang menarik, hasil tersebut sama untuk semua tingkatan penghasilan.
Tidak perduli berapa besar penghasilan dalam keluarga itu, pada keluarga miskin sekalipun, tapi kalau perempuan diberi kesempatan untuk mengambil keputusan dalam pola belanja keluarga, polanya sama.
Kesimpulannya, perempuan ternyata memang lebih bijak dalam hal mengatur belanja keluarga, dan dilihat dalam skala luas, maka yang lebih baik untuk komunitas adalah jika kendali belanja dalam keluarga dipegang oleh perempuan.
Setuju dengan hal ini, atau tidak ? Ada pendapat lain, atau fakta lain yang dapat diungkapkan mengenai topik ini?
Ayo berbagi di sini...