Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masalah, Kata Maaf, Kerukunan dan Kemerdekaan Bersikap

1 Mei 2012   16:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:52 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi yang bebas diskriminasi. Tak ada penjajahan yang dilakukan oleh suatu kelompok pada individu, mayoritas pada minoritas

Selama hal- hal di atas belum dipenuhi, atau dengan sengaja diabaikan, tak perlu heran jika konflik, baik yang tertutup dan diam- diam di belakang punggung maupun konflik terbuka, terus menerus terjadi…

Karena itu, menurutku, mengatakan ‘ yang lalu biarlah berlalu, lupakan yang telah terjadi, mari kita maju ke depan’ dan sebagainya, tak dapat dipandang sebagai sesuatu akan terjadi dengan sendirinya tanpa lebih dulu batasan- batasan kepatutan pergaulan dipahami serta etika- etika mendasar diterapkan.

Tidak logis dan tidak manusiawi menurutku untuk menuntut dan/ atau memaksa suatu pihak yang pernah ditekan, dijajah, dilecehkan untuk begitu saja melupakan dan memaafkan apa yang telah terjadi. Apalagi jika tuntutan itu semata diberikan pada suatu pihak tertentu tanpa pihak lain berusaha untuk mengerti apa yang terjadi dan melakukan tindakan koreksi.

Kita seringkali mendengar banyak kampanye yang menentang terjadinya KDRT, kekerasan dalam rumahtangga. Sebenarnya, hal yang sama juga harus diterapkan saat kita menjadi bagian dari suatu lingkungan/ kelompok tertentu. Harus dipahami bahwa tak seorangpun berhak melakukan penindasan atau melakukan pelecehan pada orang lain.

Terlalu naif untuk mengharapkan seseorang akan dengan begitu saja menerima perlakuan/ kekerasan semacam itu lalu berasumsi bahwa dengan berjalannya waktu, perlakuan tersebut telah dimaafkan atau dilupakan oleh orang tersebut.

Bagiku, lebih baik mengambil waktu lebih panjang sejenak untuk dapat memahami seluruh konsep tentang keadilan, kerukunan sejati dan mempelajari bagaimana agar pelecehan, penindasan, bullying dan hal- hal semacamnya dapat dihindari, daripada tergesa mengatakan sudah memaafkan atau melupakan padahal ada bara yang masih menyala, ada sumbu yang terendam minyak, yang setiap saat apinya dapat membesar dan membakar.

***

Apa yang diuraikan di atas merupakan urusan yang berkaitan dengan hati.

Dan urusan- urusan hati tak pernah sederhana. Apalagi tak seorangpun dapat mengatur apa kata hati seseorang.

Karenanya, sebetulnya lebih sederhana untuk dari awal menata langkah agar tak menerabas batas hak orang lain sehingga urusan- urusan hati yang rumit ini dapat diminimalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun