Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masalah, Kata Maaf, Kerukunan dan Kemerdekaan Bersikap

1 Mei 2012   16:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:52 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335889584466221635

Bahwa seseorang tampaknya menerima situasi atau mundur selangkah dua langkah untuk menghindari terjadi atau berlanjutnya konflik, tak berarti bahwa hatinya secara otomatis setuju dengan tindakan tersebut. Apalagi jika ada kepentingan yang dikorbankan dan/ atau keinginan yang diredam.

Belum tentu apa yang dikorbankan dan/ atau diredam itu sesungguhnya benar- benar sepenuh hati direlakan.

Tak dapat dipastikan bahwa orang tidak merasa dendam, atau di kemudian hari akan berhenti mempersoalkan masalah atau konflik yang (pernah) terjadi walau hal tersebut tak nampak di permukaan.

Pada dasarnya, seseorang hanya akan dengan sepenuh hati menganggap suatu masalah atau konflik selesai jika dia sendiri menganggap kesepakatan atau kompromi yang terjadi merupakan kesepakatan yang adil. Jika tidak, maka kalaupun pada suatu saat kesepakatan atau kompromi itu diterima, maka selalu terbuka kemungkinan bahwa di saat yang lain di masa yang akan datang masalah yang sama dibuka kembali, dipermasalahkan lagi.

Dan api akan terpercik lagi.

Perlu dipahami bahwa ada batas ketahanan dalam diri setiap orang. Jika batas ini telah terlampaui, apalagi terlampaui sangat jauh, maka tak dapat dihindari bahwa reaksi perlawanan akan terjadi.

Ledakan besar mungkin pula menyusul segera sesudahnya.

Dan, apakah jika seseorang menunjukkan reaksi melawan, atau sampai pada titik ledaknya maka dengan serta merta kita bisa memberi label negatif pada orang tersebut?

Menurutku tidak. Belum tentu.

Tergantung apa yang terjadi.

Aku pernah membaca suatu kalimat yang menurutku sangat logis. Bunyinya adalah bahwa orang yang paling ekstrim pada saat revolusi akan menjadi orang yang paling tak banyak bicara saat revolusi itu selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun