Kontroversi ketiga adalah ditetapkannya Jesse Eisenberg sebagai Lex Luthor. Ada beberapa alasan kenapa Eisenberg dianggap tidak cocok sebagai Luthor. Pertama, dia tidak botak. Kedua, Eisenberg dinilai bertampang bocah. Pemeran pendiri Facebook, Mark Zuckerberg dalam film the Social Network ini juga dianggap tak punya kharisma untuk menjadi Luthor, musuh terhebat Superman dan Batman.
[caption id="attachment_316939" align="aligncenter" width="650" caption="Jesse Eisenberg tak cocok menjadi Lex Luthor? (metro.co.uk)"]
Toh, berbagai kontroversi tak menghalangi proses produksi MoS 2. Penggemar DC pun terpaksa menerima sembari berharap, MoS 2 itu nantinya benar-benar spektakuler. Tampilnya Batman dan Wonder Woman juga merupakan pertanda positif. Terutama tentang proyeksi film yang paling ditunggu penggemar DC, yakni film tentang Justice League.
Beda studio
Sekalipun karakter superhero-nya tidak terlalu banyak, DC sebenarnya punya keuntungan karena semua karakternya tidak tersebar ke sejumlah studio. Selain Superman dan Batman, karakter seperti Green Lantern, Green Arrow, Aquaman dan juga Flash berada pada studio yang sama.
Ini yang tidak dimiliki karakter Marvel. Sejauh ini, para pahlawan super dari komik Marvel dimiliki oleh tiga studio. Karakter Spiderman, misalnya, dimiliki Sony. Sementara X-Men dan Fantastic Four kini dimiliki 20th Century Fox. Yang dimiliki Marvel Studios/Walt Disney Studios adalah Iron Man, Thor, Hulk, Captain America dan Ant Man.
Karena dimiliki studio yang berbeda, maka mimpi penggemar komik untuk menyaksikan Spider Man bergabung dalam tim Avengers kelihatannya tak akan terwujud. Begitu juga dengan Wolverine, yang tak bisa bahu-membahu dengan Iron Man cs dalam The Avengers. Pada versi komik, Spider Man dan Wolverine pernah menjadi anggota the Avengers.
Sejauh ini, ketiga studio tak memperlihatkan ketertarikan untuk menggabungkan para superhero mereka. Sony kelihatannya masih cukup percaya diri dengan Spider Man. Sekalipun tampil solo, pesona si Manusia Laba-laba ini diyakini masih cukup kuat untuk menarik penggemar film ke bioskop. Sementara Fox kelihatannya memilih untuk mengeksplorasi para super hero mutan di X Men. Karena jumlahnya cukup banyak, juga para mutan jahat yang juga cukup banyak, Fox memiliki banyak stok untuk membuat film berjilid-jilid. Perkembangan terbaru, Fox juga berminat untuk membuat Fantastic Four versi baru.
Marvel Studio juga punya rencana jangka panjang guna menampilkan para pendekar super di Marvel Universe. Setelah proyek solo masing-mading jagoannya, yang paling ditunggu tentu sekuel The Avengers: Age of Ultron yang masih akan diperkuat para jagoan yang tampil di seri sebelumnya.
Siapa pemenang?
Realitas terkini memperlihatkan bahwa super hero Marvel, untuk dua tahun mendatang, telah memenangkan persaingan melawan para jagoan DC. Namun bagi penggemar film, hal itu tak sepenuhnya menjadi masalah. Marvel atau DC tak masalah, sepanjang penonton bisa menyaksikan tayangan yang mendebarkan, yang memesona, yang membuat penggemar tak keberatan untuk menonton lagi dan lagi...