Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Salju di Musim Semi (Catatan dari Kitakata, Jepang)

2 Mei 2014   02:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_322223" align="aligncenter" width="501" caption="Gunung Iide. Dok. pribadi"][/caption]

Ini cerita dari Kitakata, sebuah daerah di Fukushima, Honshu bagian Utara, Jepang.

NAMA Kitakata diperoleh dari letak geografisnya. Kita berarti Utara, sementara Kata sendiri artinya 'arah'.

Kota ini menjadi salah satu dari tiga kota yang dikunjungi serombongan mahasiswa dari Indonesia saat tergabung dalam program pertukaran pemuda ke Jepang belum lama ini, dimana putriku merupakan salah satu dari para mahasiswa di rombongan tersebut.

Program pertukaran pemuda yang diikuti putriku merupakan inisiatif pemerintah Jepang yang berlandaskan keinginan untuk membuat jaringan untuk membentuk solidaritas yang kuat di Asia melalui pertukaran pemuda berskala besar.

Ada tiga kota yang mereka kunjungi untuk program tersebut, yakni Tokyo, Sendai dan Kitakata.

Pertama kali tiba, mereka mendarat di Tokyo untuk kemudian pada hari berikutnya menggunakan kereta Shinkansen yang terkenal itu berangkat ke Sendai.

13989425661230646612
13989425661230646612
Di kota Sendai, mereka mengunjungi Tohoku Institute of Technology untuk bertemu dengan para mahasiswa lokal serta mendapatkan informasi dari para ahli mengenai teknologi yang digunakan untuk pembangunan sarana publik di Jepang, seperti misalnya konstruksi jembatan yang dibangun untuk menghubungkan dua buah pulau disana, juga diskusi tentang perencanaan tata kota dan bangunan di Jepang.

Dari Sendai, dengan bus mereka berangkat ke Kitakata.

Di Kitakata, ada acara resmi kunjugan ke balaikota. Disana, dilakukan presentasi mengenai perencaraan tata kota dengan luas 554, 67 kilometer persegi dan memiliki jumlah penduduk sekitar 51 ribu orang itu. Saat kunjungan, untuk memperkenalkan budaya Indonesia pada penduduk Jepang, seluruh peserta dari Indonesia datang ke balaikota dengan berbaju batik.

[caption id="attachment_322216" align="aligncenter" width="467" caption="Berganti sandal saat masuk ruangan dengan lantai kayu. Dok. pribadi"]

13989431932110417651
13989431932110417651
[/caption]

Yang menarik, sebab lantai ruangan dimana presentasi dilakukan menggunakan lantai kayu, para mahasiswa diminta mengganti sepatu yang mereka gunakan dengan sandal yang tersedia saat masuk ke ruangan tersebut.

Di Kitakata ini, para mahasiswa dari Indonesia diperkenalkan budaya lokal Jepang, dan untuk itu selama beberapa hari mereka tinggal di rumah penduduk setempat. Putriku bersama tiga mahasiswi lain tinggal di rumah seorang ibu berusia enam puluh tahunan.

13989471621117208691
13989471621117208691
Mereka tinggal di rumah ibu tersebut untuk bisa memahami tata cara hidup orang Jepang sehari- hari. Saat berada di rumah, mereka memasak menu masakan Jepang bersama sang induk semang untuk kemudian bersantap bersama.

[caption id="attachment_322236" align="aligncenter" width="467" caption="Dok. pribadi"]

1398947031777289374
1398947031777289374
[/caption]

Diluar acara ke Balaikota yang diatur oleh panitia, acara lain merupakan acara bebas dimana para mahasiswa ini diajak berjalan- jalan berkeliling kota Kitakata oleh sang induk semang dan seorang kawannya, bapak- bapak berkebangsaan Jepang. Tentu saja, sepanjang jalan ada banyak hal unik yang tertangkap mata. Origami yang tergantung di dinding ini, misalnya.

[caption id="attachment_322234" align="aligncenter" width="312" caption="Dok. pribadi"]

13989467272072883317
13989467272072883317
[/caption]

Serta bunga- bunga musim semi.

[caption id="attachment_322232" align="aligncenter" width="501" caption="Sakura. Dok. pribadi"]

139894614940569301
139894614940569301
[/caption]

Bunga sakura masih bermekaran dimana- mana ketika putriku tiba di Jepang. Juga tulip. Bunga tulip yang terkenal sebagai bunga dari Belanda ini memang bisa tumbuh dengan baik di Jepang.

[caption id="attachment_322212" align="aligncenter" width="467" caption="Mawar rambat dan tulip di pojok jalan. Dok. pribadi"]

1398942166866185913
1398942166866185913
[/caption]

Dalam foto yang dibuat putriku, tampak bunga- bunga tulip beragam warna tumbuh dengan cantik, termasuk di lahan- lahan yang tak terlalu luas di pojokan jalan.

[caption id="attachment_322219" align="aligncenter" width="467" caption="Tulip di pojok jalan. Dok. pribadi"]

13989438352053673789
13989438352053673789
[/caption]

Saat mereka berkeliling di seputaran kota, anakku dan ketiga kawannya juga diajak mampir melihat sebuah rumah kayu bergaya Jepang yang sedang dibangun.

[caption id="attachment_322220" align="aligncenter" width="467" caption="Dok. pribadi"]

1398944015252803680
1398944015252803680
[/caption]

Tampak ada buntalan berisi jerami terdapat disana. Buntalan serupa ini yang dalam rumah tradisional Jepang ditaruh di bawah lantai kayu berguna untuk membantu penyesuaian suhu.

[caption id="attachment_322222" align="aligncenter" width="467" caption="Bantal jerami. Dok. pribadi"]

1398944152258458507
1398944152258458507
[/caption]

Lalu, apalagi?

" Ada salju, Bu, " kata anakku.

Lho, salju? Ini kan musim semi di Jepang?

[caption id="attachment_322224" align="aligncenter" width="467" caption="Dok. pribadi"]

1398944532536785072
1398944532536785072
[/caption]

Tapi begitulah rupanya. Ada gunung bernama Iide disana. Gunung Iide yang tingginya 2.105 meter ini merupakan bagian dari pegunungan yang meliputi daerah Fukushima, Niigata dan Yamagata.

Gunung Iide merupakan salah satu pemandangan yang sudah tertangkap mata dari kejauhan saat putriku dan rombongannya memasuki kota Kitakata. Maka itulah, saat hendak diajak berjalan- jalan, putriku dan ketiga temannya meminta agar salah satu tempat yang dikunjungi adalah gunung Iide ini.

[caption id="attachment_322226" align="aligncenter" width="467" caption="Dok. pribadi"]

1398945028688853024
1398945028688853024
[/caption]

Tujuan utamanya tentu saja, seperti mimpi banyak orang lain yang tinggal di negara tropis adalah ingin melihat salju. Sebab walau saat ini telah memasuki musim semi, puncak gunung ini masih tersaput salju.

[caption id="attachment_322225" align="aligncenter" width="414" caption="Dok. pribadi"]

1398944760779827829
1398944760779827829
[/caption]

Putriku mengagumi kebiasaan orang Jepang yang sangat tepat dalam menghitung waktu. " Kita tanya, berapa lama bisa sampai kesana, " cerita putriku. " Dijawab, dua puluh menit. Aku pikir, dua puluh menit kira- kira sampai ke dekat sana, atau di kaki gunungnya, eh, ternyata enggak lho Bu, dua puluh menit itu tepat saat kita sampai ke tempat dimana ada saljunya ! "

Luar biasa memang ya, ketepatan waktu ala Jepang ini.

***

Ada banyak cerita di Kitakata.

Suatu sore, misalnya, saat mereka berada di Kitakata, putriku dan teman- temannya dipinjami kimono dan sandal kayu oleh sang ibu pemilik rumah.

[caption id="attachment_322228" align="aligncenter" width="467" caption="Kawan anakku dalam balutan kimono di dekat rumah tempat mereka tinggal di Kitakata. Dok.pribadi"]

13989454401296289515
13989454401296289515
[/caption]

Lalu sore itu mereka berjalan- jalan di sekitar rumah tempat tinggal mereka dengan menggunakan kimono serta sandal kayu tersebut diantara bunga sakura yang bermekaran. Juga pohon- pohon bambu yang biasa ditanam di sekitar rumah di Jepang dan tanah yang tertutup banyak kelopak bunga mungil, guguran dari pohon sakura.

[caption id="attachment_322233" align="aligncenter" width="407" caption="Dok. pribadi"]

13989465041341355040
13989465041341355040
[/caption]

Putriku yang rupanya mengagumi keindahan bunga- bunga mungil itu membuat foto selfie dirinya dalam balutan kimono dan menggunakan sandal Jepang ketika berjalan- jalan diantara guguran bunga yang menghampar menutupi tanah itu.

[caption id="attachment_322231" align="aligncenter" width="521" caption="Foto selfie, berjalan- jalan di atas tanah yang tertutup hamparan kelopak bunga. Dok. pribadi"]

13989456521576983608
13989456521576983608
[/caption]

Aku senang dan bersyukur sekali bahwa putriku memperoleh kesempatan semacam ini. Aku yakin, pengalaman selama mengikuti program pertukaran pemuda di Jepang akan dengan sangat baik membuka wawasan dan mempengaruhi cara pandangnya serta kemampuannya untuk bergaul dan bersahabat serta membangun jaringan diantara orang- orang yang berbeda bangsa.

[caption id="attachment_322238" align="aligncenter" width="467" caption="Murid sekolah di Kitakata. Dok. pribadi"]

1398947301672587019
1398947301672587019
[/caption]

Semoga hal itu kelak akan membawa banyak kebaikan bagi tanah air ini, bagi negara yang dikunjungi dan pada skala yang lebih luas, bagi dunia.

[caption id="attachment_322235" align="aligncenter" width="467" caption="Dok. pribadi"]

13989468661524044443
13989468661524044443
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun