Yang menarik, sebab lantai ruangan dimana presentasi dilakukan menggunakan lantai kayu, para mahasiswa diminta mengganti sepatu yang mereka gunakan dengan sandal yang tersedia saat masuk ke ruangan tersebut.
Di Kitakata ini, para mahasiswa dari Indonesia diperkenalkan budaya lokal Jepang, dan untuk itu selama beberapa hari mereka tinggal di rumah penduduk setempat. Putriku bersama tiga mahasiswi lain tinggal di rumah seorang ibu berusia enam puluh tahunan.
[caption id="attachment_322236" align="aligncenter" width="467" caption="Dok. pribadi"]
Diluar acara ke Balaikota yang diatur oleh panitia, acara lain merupakan acara bebas dimana para mahasiswa ini diajak berjalan- jalan berkeliling kota Kitakata oleh sang induk semang dan seorang kawannya, bapak- bapak berkebangsaan Jepang. Tentu saja, sepanjang jalan ada banyak hal unik yang tertangkap mata. Origami yang tergantung di dinding ini, misalnya.
[caption id="attachment_322234" align="aligncenter" width="312" caption="Dok. pribadi"]
Serta bunga- bunga musim semi.
[caption id="attachment_322232" align="aligncenter" width="501" caption="Sakura. Dok. pribadi"]
Bunga sakura masih bermekaran dimana- mana ketika putriku tiba di Jepang. Juga tulip. Bunga tulip yang terkenal sebagai bunga dari Belanda ini memang bisa tumbuh dengan baik di Jepang.
[caption id="attachment_322212" align="aligncenter" width="467" caption="Mawar rambat dan tulip di pojok jalan. Dok. pribadi"]
Dalam foto yang dibuat putriku, tampak bunga- bunga tulip beragam warna tumbuh dengan cantik, termasuk di lahan- lahan yang tak terlalu luas di pojokan jalan.