Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Memiliki Ilmu Cenayang Itu Penting, Lho

8 Mei 2014   07:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:44 2973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dasar cenayang.

AKU tercengang. Lalu terbahak.

" How do you know ? " , pada akhirnya hanya itulah yang bisa kukatakan.

Dan dia menjelaskan. Memberikan analisa mengapa dia sampai pada kesimpulan yang membuat aku tercengang itu.

Bukan hanya sekali, tapi berkali- kali, sangat sering, selama aku menjadi anak buahnya.

***

[caption id="attachment_322988" align="aligncenter" width="309" caption="Gambar: aaronmilesfastball.com"][/caption]

Oh bukan, aku bukan sedang bicara tentang seseorang yang menebarkan kartu tarot di atas meja lalu menceritakan masa lalu dan masa depan kita. Atau orang yang duduk di hadapan bola kristal, untuk melihat pertanda.

Dia yang kujuluki 'cenayang' itu, adalah salah seorang boss terbaik yang pernah kumiliki dalam perjalanan karirku. Boss yang sering membuatku tercengang atas pemahamannya terhadap situasi yang dihadapi teamnya.

Boss yang selalu berusaha memahami anak buahnya sebagai sebuah individu yang utuh.

" It's not your natural style, " Itu jawaban dia suatu hari terhadap pertanyaan aku bagaimana dia seperti bisa membaca situasi agak sulit dalam pekerjaan yang belum sempat kusampaikan padanya tapi saat berbincang dia mengatakan beberapa kalimat yang membuatku berpikir bahwa dia tahu apa yang sedang terjadi.

" Jadi, apa sebenarnya yang sedang membuatmu frustrasi ? " tanyanya lagi.

Hah?! Aku terbahak.

Lalu tak dapat menahan diri untuk tidak bertanya, " How do you know ? " Bagaimana dia bisa tahu bahwa saat itu, walau berusaha untuk tak mengatakan sepatah katapun kepadanya, aku merasakan banyak rasa frustrasi merebak di dalam hati.

Sambil tersenyum- senyum, dengan aksen Australianya yang sangat kental dia mengatakan, " Kamu bicara dengan cara yang berbeda, bersikap dan merespons situasi dengan gaya yang bukan gaya kamu biasanya. And you are more directive to your team, " katanya, " Jadi saya duga ada sesuatu yang sedang kamu targetkan untuk dilakukan tapi sepertinya tidak berjalan sesuai harapan. "

Aku terbahak lagi.

" Cenayang, " gumamku sambil terus tertawa- tawa, sebab tebakannya tepat sekali.

***

Repot memang dengan boss yang satu ini. Tak ada yang bisa disembunyikan.

Aku ini bukan jenis orang yang sedikit- sedikit minta petunjuk, sedikit- sedikit mengadu pada boss. Apalagi bossku itu tidak berada di lokasi yang sama denganku. Boss yang ini, memegang operasi di level regional dan berkantor di negara lain. Komunikasi kami sehari- hari menggunakan email atau telepon. Bisa dihitung dengan sebelah tangan jumlah pertemuan kami face to face.

Sangaatttt jarang.

Tapi dia selalu bisa mengetahui dengan tepat apa yang ada dalam pikiran dan hati anak buahnya.

Itu yang membuatku makin takjub. Boss ini, walaupun berjauhan secara fisik tetapi dalam setiap percakapan 1 on 1 denganku melalui telepon, satu atau dua patah kata dariku sudah cukup untuk membuatnya bisa merangkai cerita dengan lengkap. Begitu juga yang terjadi ketika suatu saat dia datang mengunjungi aku dan teamku ke Indonesia sini, di saat ada beberapa hal yang sedang tak bejalan sesuai harapanku. Satu dua menit mengamati, dia pahami situasinya.

" Sepertinya ini waktu yang salah untuk datang, ya, " katanya, " Kamu lagi kesal terus seperti itu. "

Wadhaw !

Gimana dia bisa tauuuuu? Aku kan nggak cerita apa- apa, lho. Ha ha ha.

***

" Ajari aku, " kataku padanya.

" Ajari aku untuk bisa memahami banyak hal ketika sebenarnya tak ada yang mengatakan apapun tentang itu. "

" Intuitif saja, " katanya. Kemudian diberikannya beberapa tips,  yang pada akhirnya membuat aku menarik benang merah bahwa pada dasarnya dia biasa berusaha melihat situasi dari beragam sudut pandang. Memahami bahwa dia harus menerima seorang manusia secara utuh. Baik cara pikirnya, nilai- nilai yang dianut, kepribadiannya.

" Kita kan kerja dengan orang, bukan robot, " katanya. " Jadi kita mesti bisa memahami keseluruhan diri seseorang. Kalau sudah paham, ya mudah untuk memahami apa yang sedang dihadapinya.

Ha ha.

Baiklaaahhhhh.

***

Walau bicara tentang intuisi dan bukan semata logika, bossku ini bukan boss cemen.

Ini jenis boss dengan kualitas award winner. Boss yang karena prestasinya memperoleh penghargaan tingkat dunia, menyingkirkan entah berapa banyak pesaing dari sekian banyak negara dimana perusahaan tempatku bekerja beroperasi.

Dia brilliant.

Darinyalah aku belajar bahwa untuk bisa memahami dunia, bukan semata logika yang dibutuhkan, tapi juga intuisi.

Untuk dapat mengetahui dan mengerti sesuatu yang bahkan tak pernah terkatakan bukan semata kemampuan berpikir yang baik yang dibutuhkan, tapi juga ilmu 'cenayang'...

p.s. written for RB, one of the best manager I ever have

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun