Meriah !
BEGITU kesanku saat mengamati situasi di Asrama Haji Pondok Gede.
Musim haji sudah mendekat. Daftar para calon jemaah haji yang nomor porsinya termasuk pada daftar keberangkatan tahun 2014 ini telah diumumkan. Biaya ongkos naik haji untuk tahun 2014 ini juga telah ditetapkan. Dan kegiatan manasik haji untuk mempersiapkan pemahaman, pengetahuan dan mental para calon jemaah haji telah dimulai.
Begitu juga yang kami ( suamiku dan aku ) alami.
Pemberitahuan bahwa kami termasuk dalam daftar calon jemaah haji tahun ini kami terima pada akhir April yang lalu. Pelunasan biaya dilakukan tak lama setelah itu.
Lalu, manasik haji mulai dilakukan bulan Juni ini.
Manasik pertama diberikan di dalam ruangan. Berisi informasi mengenai ibadah haji. Baik syarat- syaratnya maupun informasi teknis yang akan dilakukan nanti sejak keberangkatan di Tanah Air, kegiatan di Tanah Suci dan kepulangan kembali ke Tanah Air.
Setelah itu, jadwal manasik berikutnya adalah praktek. Melakukan simulasi kegiatan yang akan dilakukan nanti di Tanah Suci, terutama untuk Thawaf mengelilingi Ka'bah, Sa'i yakni berjalan kaki ( atau berlari kecil ) tujuh kali dari dari Bukit Safa ke Bukit Marwah dan juga melempar jumroh, yakni melemparkan batu kerikil ke tiang, yang merupakan simbol perlawanan manusia kepada setan yang nanti akan dilakukan di Mina.
Dan kegiatan itu dilakukan di Asrama Haji Pondok Gede.
***
Ini pertama kali aku masuk ke dalam lingkungan Asrama Haji Pondok Gede, yang merupakan tempat transit menjelang keberangkatan dan kepulangan para jemaah haji.
Aku pernah kesana, duluuuu, berbelas tahun yang lalu, ketika menjemput kedua orang tuaku kembali dari perjalanan haji mereka ke Tanah Suci. Tapi saat itu berbeda. Sebagai penjemput, kami tak bisa masuk ke dalam dan hanya bisa menanti di luar pagar.
Saat manasik, tentu saja kami harus masuk ke dalam kompleks Asrama Haji tersebut.
Dimana persisnya tempat manasik itu, kami tidak tahu. Tapi sudah bisa kubayangkan bahwa akan ada miniatur Ka'bah disana.
Gedung pertama di sebelah kanan terlewati.
Lalu setelah itu, kulihat sebuah masjid di sebelah kiri. Dan... ah, pasti itu dia tempatnya. Sebab tampak bangunan berbentuk Ka'bah di tengah sebuah lapangan, lengkap dengan lingkaran di sekitarnya. Pasti itu tempatnya.
Kami menuju ke pelataran masjid. Disana, tampak sudah banyak kelompok- kelompok yang rupanya juga sama seperti kami, akan melakukan manasik haji dalam bentuk praktek.
Kuamati, baik kelompok bimbingan haji kami, maupun kelompok lain, kebanyakan melakukan hal yang sama dalam sesi praktek ini.
Yang pertama, bagi para lelaki, cara menggunakan pakaian ihram.
Tidak ada lagi selain dua lembar kain itu. Tak boleh berjahit. Dan digunakan tanpa pakaian dalam.
Maka tentu kain itu harus digunakan dengan cara dimana kain itu bisa menutupi dengan baik anggota badan yang memang seharusnya tertutup, dan dipihak lain tetap bisa memberikan keleluasaan gerak.
Kuperhatikan dengan senang hati, bahwa kebaikan hati dan tolong menolong telah dimulai disini. Beberapa orang, terutama tampaknya yang telah pernah melakukan ibadah umrah sebelum ini sehingga sudah pernah menggunakan kain ihram sebelumnya, membantu para lelaki lain yang masih mencoba- coba dan beberapa tampak masih agak kesulitan menggunakan kedua lembar kain ini.
Seusai para lelaki menggunakan pakaian ihram itu, maka sesi praktek dimulai.
Kami melakukan praktek Thawaf mengelilingi Ka'bah, juga Sa'i dari satu bukit ke bukit lain.
Ada banyak rasa di dada ketika melakukan manasik ini.
Ada banyak keharuan, rasa rindu yang mendesak- desak untuk berangkat ke Tanah Suci. Rasa syukur sebab akhirnya kesempatan untuk berhaji itu, Insya Allah tiba tak lama lagi.
***
Nah lalu, apa yang membuatku mengatakan bahwa kesanku di Asrama Haji Pondok Gede tadi adalah meriah?
Ini: diluar dugaanku, rupanya yang hadir disana bukan hanya para peserta manasik, tapi juga pedagang kaki lima.
Mereka berdagang banyak keperluan yang akan diperlukan oleh para jamaah haji kelak. Kuperhatikan, dari baju dalam dengan retseliting ( untuk menyimpan uang ), mukena, peci- peci, juga ada beragam perlengkapan lain.
Ada tali- tali berwarna- warni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H