Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pergi Naik Haji, Jangan Belanja Melulu yang Dipikirin...

18 Oktober 2014   21:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:32 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

City tour ini memang ada dalam rencana. Tapi jadwal pelaksanaannya bergeser. Dan bagi beberapa orang rupanya itu merupakan big deal. Ada yang sampai agak ngotot membicarakan tentang city tour ini.

Duh, pikirku. Kan tadi padahal sudah dijelaskan, city tour itu tetap akan dilaksanakan, tapi harinya nanti akan disesuaikan lagi. Kenapa sampai harus begitu ngototnya? Ustad yang menjawab pertanyaan itu sampai mengatakan begini pada si penanya, " Tenang bu, itu tetap jadi, cuma tanggalnya nanti diumumkan lagi. Kegiatan belanjanya tetap akan bisa berjalan, koq. "

Jawaban diberikan dengan tenang. Tapi menurutku itu jawaban yang tajam dan mak jleb. Entahlah apakah si penanya yang ngotot itu juga merasa begitu atau tidak.

***

Masih di Mekah. Juga pra puncak haji.

Saat itu kami sudah pindah bergeser ke apartemen transit agak ke pinggiran kota Mekah, tidak lagi tinggal di hotel di dekat Masjidil Haram.

Apartemen ini berada di antara Masjidil Haram dan Mina. Kami lewatkan beberapa hari disana menjelang hari- hari puncak haji. Setiap hari di apartemen ini dilakukan shalat berjamaah, pengajian, dan kegiatan- kegiatan serupa itu. Juga seperti biasa, ada pembahasan tentang jadwal dan rute serta ritual haji yang akan kami jalankan.

Suatu petang, saat sedang makan, kudengar percakapan yang mulanya tak kupahami. Ada seorang ibu dalam rombongan kami yang bertanya pada ibu- ibu lain, " Eh, Bapak- bapak itu nanti cukurnya lama nggak sih, setelah thawaf Ifadah ? "

Lalu disusul dengan beberapa kalimat laini, " Sudah buka belum ya? " dan " Sempat, nggak, ya? "

Aku tak mengerti mulanya. Tapi sebab percakapan itu berlanjut, dengan beberapa kalimat lain serupa " Masih belum puas, mau beli apa lagi ? " akhirnya cerita berhasil dirangkai juga. Oalaahhh... rupanya ada yang sedang menakar- nakar waktu, akankah nanti saat bapak- bapak mencukur gundul rambutnya setelah thawaf Ifadah pada tanggal 10 Dzulhijah para ibu itu sempat berbelanja (lagi) ?

Sejujurnya percakapan ini mengejutkan aku. Lebih mengejutkan dari kehebohan tengah malam di Madinah yang kuceritakan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun