Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Cara Mengantisipasi dan Menyiasati Banjir

30 November 2014   18:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:27 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada bergalon-galon air minuman di sana. Cukup untuk persediaan sebulan, kata Prameswari kepada Dee ketika itu.

Dee paham, air bersih memang merupakan kebutuhan utama. Sebab konon, manusia hanya bisa bertahan selama tiga menit tanpa udara, hanya bisa bertahan tiga hari tanpa air dan hanya bisa bertahan tiga minggu tanpa makanan. Maka persediaan air menjadi prioritas utama.

Prameswari dan Wirya juga menyimpan stock beras dan bahan makanan kering yang bisa awet tanpa harus disimpan di lemari pendingin. Secara berkala, Prameswari akan mengganti stok beras tersebut, memastikan bahwa stok yang ada di gudang tidak kadaluwarsa. Demikian juga, dia memperhatikan batas kadaluwarsa makanan kering yang disimpannya di situ.

Juga obat- obatan. Di satu sudut, ada lemari kecil di mana obat-obatan penyakit-penyakit ringan seperti flu, diare, obat penurun panas dan multivitamin disimpan. Juga ada stok pembalut di sana.

"Mereka juga punya kompor dan alat penerang di lantai dua," jawab Dee.

Kuti mengangguk lagi. Dia tahu, ada kompor dan gas persediaan di ruangan yang dijadikan gudang di rumah Prameswari dan Wirya. Juga, beberapa buah emergency lamp yang siap dinyalakan saat mati lampu. Mereka juga memiliki persediaan lilin yang cukup.

"Tadi kata Prameswari, baterai handphone mereka juga masih penuh. Mereka punya baterai cadangan, dan power bank," lanjut Dee.

"Syukurlah," kata Kuti. "Besok kita coba tengok mereka jika jalan ke sana sudah bisa diakses. Tapi paling sedikit, kelihatannya mereka sudah mengantisipasi banjir ini jadi situasi saat ini terkendali."

"Iya," kata Dee, "Dan tahu nggak... Prameswari pernah cerita bahwa mereka satu RT yang bertentangga pernah pada suatu hari melakukan simulasi banjir. Katanya, ada satu hari di akhir minggu di mana mereka berpura-pura keadaan sedang banjir dan pada hari itu semua keluarga yang rumahnya bertingkat mengungsi ke lantai dua, mencoba memasak di sana, menyantap makanan kaleng, menyalakan lampu emergency sebagai penerangan. Dengan simulasi ini mereka tak lagi akan kaget jika suatu saat banjir betulan terjadi."

Hmmm. Bagus juga, pikir Kuti.

Banjir memang situasi yang tak menyenangkan untuk dihadapi. Jika bisa, sebaiknya orang memang menghindari tinggal di tempat yang sering terkena bencana banjir. Namun ada kalanya situasi tak memungkinkan untuk pindah. Atau seperti Prameswari dan Wirya, situasi justru mengharuskan mereka pindah sementara ke lokasi rawan banjir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun