Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jual Buku Digital: Fiksi Atau Non Fiksi?

9 Desember 2014   17:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:42 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_358581" align="aligncenter" width="540" caption="Ilustrasi (paperbreathers.files.wordpress.com)"][/caption]

JIKA Anda tertarik untuk berkecimpung di bisnis buku digital, hal pertama yang perlu dilakukan  adalah membuat buku digital. Pertanyaannya, buku seperti apa yang akan dibuat?

Secara umum, buku yang beredar di dunia ini dibedakan atas dua kategori utama. Yakni buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi, sesuai namanya, diangkat dari imajinasi atau khayalan. Sementara non fiksi berisi informasi atau fakta yang nyata.

Baik fiksi maupun non fiksi punya pangsa pasar tersendiri. Karena itu, apapun kategori buku yang dibuat, peluang untuk dibeli tetap terbuka lebar.

Kalau begitu, kategori mana yang lebih banyak menarik minat pembaca? Saya akan memaparkan berdasarkan apa yang saya alami.

Pada bulan November 2014 lalu, ada 41 judul buku yang dibeli orang. Dari 41 judul ini, tujuh di antaranya termasuk dalam non fiksi: 2 buku untuk anak-anak (Alphabet in Old Testament Story dan Animal Alphabet Rymes For Kids), tiga buku memasak (European Cookbook Series: Italian Famous Recipes, European Cookbook Series: Portuguese Famous Recipes, European Cookbook Series: Spanish Famous Recipes) dan dua tentang biografi (Neil Armstrong 1930-2012 dan Phyllis Diller 1917-2012).

141809378163579179
141809378163579179
Judul buku yang terjual November 2014 (dok. pribadi)

Sementara 34 sisanya adalah buku fiksi, terdiri dari satu genre action and adventure (Soldier of Fortune), delapan judul genre Erotica (yang judulnya dicoret hitam), dan 25 judul sisanya bergenre Western.

1418093948142122974
1418093948142122974
Buku genre Erotica dan Western dominasi penjualan (dok. pribadi)

Berdasarkan data di atas maka dapat dikatakan kalau kedua kategori, baik non fiksi maupun fiksi punya pasar tersendiri. Untuk non fiksi, yang dibeli orang pada bulan November adalah buku tentang anak-anak, masak-memasak dan biografi. Sementara untuk fiksi, yang laku adalah kisah bernuansa erotis dan western.

Non fiksi lebih mudah

Karena memerlukan imajinasi, buku kategori fiksi cenderung lebih sukar dibuat. Apalagi, selain imajinasi, seseorang juga dituntut untuk bisa menerjemahkan imajinasi menjadi kata-kata, dan merangkainya menjadi cerita yang menarik.

Buku non fiksi cenderung lebih mudah dibuat, karena kita tinggal merangkai fakta dan mengolahnya menjadi buku.

Dua judul buku biografi di atas saya buat dengan mengompilasi berbagai informasi yang ada di internet dan kemudian dirangkai menjadi buku. Kedua judul itu saya buat tahun 2012 dan sampai sekarang masih dibeli orang walaupun tidak terlalu banyak.

Sementara buku tentang kuliner, saya olah dari materi yang tak lagi memiliki hak cipta. Itulah sebabnya sehingga saya, yang notabene tak bisa memasak, bisa membuat buku tentang resep masakan dari berbagai negara di Eropa. Buku kuliner ini saya buat menggunakan nama pena.

1418094053461942513
1418094053461942513
Buru resep masakan Italia (dok. pribadi)

Memulai dari Erotica

Ketika mulai 'bergaul' dengan Kindle Amazon, cerita fiksi pertama yang saya buat bergenre Erotica. Yakni kisah dengan balutan adegan erotis yang sangat kuat.

Saat itu, di tahun 2012, genre Erotica sangat digemari. Semua judul kisah Erotica langsung dibeli orang. Proses pembuatannya juga relatif mudah. Kisah Erotica tak memerlukan plot yang rumit. Cara bertutur pun bisa sangat sederhana, karena yang diutamakan adalah adegan ehem ehem-nya.

Supaya pembaca tidak bosan, saya sengaja melakukan berbagai variasi. Jadi ada kisah erotis yang melibatkan dokter (dokter dengan sesama dokter, dokter dengan pasien atau dokter dengan perawat). Saya juga membuat kisah tentang detektif, vampire, agen FBI, kerajaan kuno hingga angkasa luar, tentu dengan nuansa erotis yang sangat kuat.

Belakangan, pasar genre Erotica mulai jenuh karena banyak penulis baru yang ikut 'memeriahkan suasana'. Saya pun mencoba menulis genre yang lain, tanpa sekalipun menyisipkan adegan ehem ehem. Saya mencoba menulis kisah bertema cinta, horor, misteri, sci-fi angkasa luar hingga western. Dari berbagai genre ini, yang mendapat sambutan cukup bagus adalah western. Akhirnya, saya pun lebih fokus pada genre Wild West ini.

Cerpen vs Novela vs Novel

Jika ingin membuat kisah fiksi, berapa halaman  sebaiknya kisah itu dibuat? Pada buku digital, panjang sebuah naskah tidak diukur berdasarkan jumlah halaman. Penyebabnya, karena perangkat yang digunakan untuk membaca buku digital itu bermacam-macam, sehingga jumlah halaman pada perangkat yang satu bisa berbeda dengan yang lain. Perangkat ini juga umumnya punya fitur khusus untuk memperbesar atau memperkecil huruf yang otomatis memengaruhi jumlah halaman.

Karena itu, panjang pendeknya sebuah naskah digital tidak dilihat berdasarkan jumlah halaman, melainkan banyaknya kata.

Berdasarkan jumlah kata, secara umum ada tiga kategori buku fiksi. Yakni cerita pendek, novela dan novel. Cerita pendek adalah kisah dengan jumlah kata hingga 10.000. Sementara novela jumlah katanya berkisar pada 10.000 hingga 50.000. Buku dengan jumlah kata lebih dari 50.000 disebut novel.

Pada penerbitan tradisional, sebuah buku fiksi tak akan diterbitkan jika jumlah katanya tak mencapai 100.000. Untunglah, hal ini tidak berlaku pada buku digital.

Pada buku digital, jumlah kata yang dibuat itu tergantung kebutuhan dan kemampuan penulis. Buku saya yang terlaris sejauh ini, Gunman From Texas, hanya terdiri dari 4.913 kata, dan tergolong cerita (sangat) pendek.

1418094153325298078
1418094153325298078
Gunman From Texas, laris walau hanya cerpen (dok. pribadi)

Buku yang juga lumayan laris, The Path of Fire terdiri atas 20.173 kata, dan termasuk dalam novela.

Rata-rata kisah western yang saya buat memang tergolong cerita pendek, atau novela, karena cenderung lebih mudah dibuat. Namun ada juga beberapa judul yang lebih panjang. Misalnya Winnetou and Old Shatterhand yang memiliki 57.056 kata. Sementara buku berjudul Soldier of Fortune: A Tale of The Thirty Years' War jumlah katanya sebanyak 94.537. Baik Winnetou maupun Soldier of Fortune termasuk novel. Kedua judul ini saya olah dari materi yang tak memiliki hak cipta.

Non fiksi dulu

Buku kategori fiksi dan non fiksi memang dibeli orang. Namun untuk kemudahan, apalagi untuk tahap awal, mungkin Anda bisa memulai dengan membuat buku non fiksi. Jika ceruk pasar yang dipilih tepat, maka bukunya akan dibeli orang. (Di Kindle Amazon ada trik khusus bagaimana memilih ceruk pasar yang punya pembeli yang 'lapar'. Hal ini akan diuraikan kapan-kapan, hehehe).

Jika merasa punya imajinasi yang lumayan, Anda bisa mencoba pasar fiksi. Di Kindle, persaingan untuk kategori fiksi sangat ketat. Anda tak hanya bersaing dengan sesama penulis yang tak punya nama. Anda juga harus berkompetisi dengan sejumlah nama besar seperti John Grisham, JK Rowling, Stephen King dan pengarang lain yang menjadi langganan New York Times Best Seller.

Untuk langkah awal, membuat cerpen dan atau novela bisa menjadi pilihan. Di Kindle Amazon, sebuah cerpen bisa menjadi buku. Dan laku.

Catatan:

Tulisan ini merupakan bagian dari naskah berjudul (sementara) Let's Get Digital: Meraup Dolar dari Amazon, IBooks, Barnes & Noble dan Kobo, yang rencananya bakal diterbitkan Elex Media Komputindo awal 2015 mendatang...

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun