[caption id="attachment_362041" align="aligncenter" width="498" caption="Dok. pribadi"][/caption]
Suatu senja di atas sebuah kapal...
ANGIN menampar- nampar mukaku. Dingin menggigit. Adakalanya dingin itu merasuk begitu dalam. Tak pelak, membuat tubuhku menggigil.
Memang musim dingin saat itu.
Namun udara dingin itu hanya mengjangkau kulit. Tak mampu menembus hati. Sebab, hatiku terasa hangat. Senang, bahagia.
Udara memang dingin, tapi pemandangan di sekitarku... Duh, indahnya.
Dan yang terpenting, keindahan itu kusaksikan bersama- sama dengan keluarga besar. Ada suami, anak- anak, ibu, dan beberapa kerabat dari keluarga besar kami. Bersama- sama ketika itu kami ada di sebuah kapal yang perlahan melayari Selat Bhosporus.
Adakah yang lebih membahagiakan daripada menikmati sesuatu yang indah dengan orang- orang yang dicinta?
***
Selat Bhosphorus adalah sebuah selat yang memisahkan dua benua di Turki, yakni benua Asia dan Benua Eropa. Selat sepanjang 30 kilometer ini merupakan selat yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Marmara.
Kami tidak tergesa. Kapal melaju perlahan. Mengijinkan kami menyerap dalam- dalam keindahan yang tampak di sekitar.
Burung- burung yang beterbangan, lalu berenang di air.
[caption id="attachment_362042" align="aligncenter" width="495" caption="Dok. pribadi"]
Bangunan- bangunan di sekitar tepian selat. Baik bangunan kuno yang bersejarah maupun rumah dan cafe- cafe. Sungguh, semua indah.
Tak perlu ditanyakan lagi, seperti yang dikatakan oleh pemandu wisata kami, tanah di sekitar Selat Bhosphorus itu, harganya mahal sekali !
[caption id="attachment_362083" align="aligncenter" width="617" caption="Dok. pribadi"]
***
Kapal terus melaju perlahan. Saat itu kami melayari selat dari sisi Eropa ke sisi Asia.
Haruskah selat ini dilalui melintasi air? Tak adakah jembatan yang menghubungkan benua Asia dan Eropa ini?
Oh ada, ada.
[caption id="attachment_362046" align="aligncenter" width="494" caption="Dok. pribadi"]
Ada dua jembatan penghubung dua benua yang melintasi selat Bhosporus ini. Yang pertama, dibangun tahun 1973, dikenal dengan nama Jembatan Bhosporus. Yang kedua, selesai dibangun lima belas tahun setelah yang pertama, terletak beberapa kilometer di sebelah Utara jembatan pertama, dinamai Jembatan Fatih Sultan Mehmet.
Fatih Sultan Mehmet merupakan nama seorang Sultan Ottoman dari abad ke 15 yang menaklukkan Konstantinopel (Istanbul) pada tahun 1453 dari Kekaisaran Bizantium
Bukan hanya pemandangan indah yang kami saksikan. Ada kejutan pula yang kami temukan ketika kami melintasi Selat Bhosphorus itu.
" Kapal selam... Ada kapal selam ! " terdengar seruan di atas kapal.
Kami besegera mendekat, ingin melihat.
Tentu saja, sebab, tak setiap hari kita berpapasan dengan kapal selam, bukan?
[caption id="attachment_362049" align="aligncenter" width="490" caption="Dok. pribadi"]
***
Kapal mendarat di sisi benua Asia.
Kami sudah dijemput dengan bus di sisi itu.
Kemana kami pergi?
Ke sebuah bukit, dimana penduduk Istanbul biasa melewatkan senja dengan minum teh disana.
Dan aih... sebuah pemandangan unik kami saksikan disitu.
Tempat minum teh tersebut, rupanya biasa dikunjungi oleh pasangan pengantin di Istanbul. Dan kami menemukan salah satunya.
Pasangan pengantin itu tersenyum bahagia.
Hangat.
Musim dingin, sekali lagi, hanya bisa menyentuh kulit ketika kehangatan itu ada di dalam hati...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H