Jadi bukan hanya terlambat, Lion Air hari itu rupanya juga merubah rute penerbangan penumpang, tanpa penumpang diberi informasi yang cukup. Setiba di Surabaya, para penumpang yang seharusnya terbang ke Ambon itu tak tahu kapan lagi mereka akan terbang ke Ambon dan bagaimana rutenya.
Aku dengar belakangan dari seorang kenalan yang kawannya juga akan terbang ke Ambon, bahwa ada sebagian penumpang tujuan Ambon yang berangkat berombongan dengan beberapa orang bule yang  menyampaikan complaint keras lalu diberi hotel di Surabaya siang itu oleh Lion Air. Mereka diberangkatkan ke Makassar sore harinya dan keesokan paginya diterbangkan ke Ambon.
[caption id="attachment_369982" align="aligncenter" width="531" caption="Petugas Lion Air membuat catatan manual daftar penumpang yang mengajukan claim. Dok. pribadi"]
Namun tampaknya pemberian kompensasi keterlambatan tidak diberikan secara merata oleh Lion Air pada semua penumpangnya. Mereka memilih secara random, atau mungkin bukan random tapi tertantung cara approach penumpang, atau bisa jadi kengototan masing- masing penumpang ketika mengajukan complaint baru diberi penanganan sepotong- sepotong.
Berbeda dengan cerita mengenai para bule yang konon mendapat hotel dan kejelasan penerbangan lanjutan, sore itu di bandara Juanda Surabaya banyak penumpang tujuan Ambon yang masih berkeliaran tanpa ada kejelasan informasi tentang kapan mereka akan berangkat ke Ambon.
Tak ada informasi, tidak pula hotel atau makanan disediakan bagi mereka saat itu.
***
[caption id="attachment_369985" align="aligncenter" width="449" caption="Penumpang meminta penjelasan di counter Lion Air Kamis 19 Februari 2015. Dok. pribadi"]
Bukan hanya pemberian snack, makanan berat maupun hotel yang tak diberikan secara merata oleh Lion Air, tapi pemberian kompensasi ganti rugi berupa uang begitu pula.
Penumpang juga rupanya tidak diberangkatkan berdasarkan antrian yang jelas. Benar- benar random.