Dia mengatakan bahwa jika saat itu yang diterapkan bukan sistem dimana penumpang bisa duduk dimana saja yang kosong, maka dia justru tidak akan bisa duduk sebab kursi dengan nomor yang tertera di boarding passnya tidak ada. Padahal dia terbang di pesawat dengan nomor penerbangan yang benar.
Aku melihat boarding pass-nya. Tertulis kursi nomor 1 A disitu. Dan kursi dengan nomor tersebut memang tak ada di pesawat yang kami tumpangi. Kursi terdepan di kelas ekonomi bernomor 2 A hingga 2 F. Tidak ada nomor 1.
Waduh.
***
[caption id="attachment_369980" align="aligncenter" width="531" caption="Penumpang Lion Air meminta kompensasi keterlambatan di Bandara Juanda Surabaya. Dok. pribadi"]
Aku merupakan salah satu penumpang pesawat Lion Air yang terkena dampak keterlambatan parah Lion Air yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
Kamis, 19 Februari 2015, aku berangkat dari rumah ke bandara Soekarno Hatta dengan memegang ticket dan boarding pass tujuan Surabaya dengan jadwal keberangkatan jam 5 pagi.Namun sampai menjelang jam 5 pagi, tak ada panggilan atau pengumuman sama sekali yang menyangkut penerbangan yang kutumpangi.
Beberapa pengumuman keterlambatan terjadi. Baik untuk jadwal keberangkatan sebelum maupun jadwal keberangkatan setelah kami. Tapi nomor penerbangan kami tak disebut- sebut sama sekali.
Yang lucu, diantara pengumuman- pengumuman itu, ada pengumuman tentang keberangkatan pesawat jam 5 pagi, seperti jadwal yang tertera dalam tiket dan boarding passku, tapi... lho, nomor penerbangannya berbeda.
Entah jadwal asli jam berapa yang akhirnya diberangkatkan ke Surabaya jam lima pagi saat itu, mulanya tak kutahu. Baru belakangan di siang hari di bandara Juanda Surabaya, aku tahu bahwa pesawat yang diberangkatkan jam 5 pagi dari Jakarta ke Surabaya itu mengangkut penumpang yang seharusnya terbang dari Jakarta ke... Ambon !
Ya ampun.