Mohon tunggu...
Yadi Mulyadi
Yadi Mulyadi Mohon Tunggu... Dosen - Arkeolog

Arkeolog dari Bandung tinggal di Makassar dan mengajar di Departemen Arkeologi Universitas Hasanuddin Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melestarikan Cagar Budaya di Morowali "Tepeasa Moroso"

13 April 2022   20:34 Diperbarui: 14 April 2022   12:44 2157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktek Lapang di Situs Cagar Budaya Masjid Tua Bungku yang terletak di Kelurahan Marsaoleh, Kecamatan Bungku Tengah. (Dokpri)

Pertama kali saya ke Morowali dua puluh satu tahun yang lalu, diajak oleh salah seorang dosen di Departemen Arkeologi Fakultas Sastra (kini Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Hasanuddin yang akan melakukan penelitian terkait Suku Wana yang ada di Kawasan Cagar Alam Morowali. 

Pada waktu itu Morowali masih merupakan satu wilayah administratif di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Kabupaten Morowali yang ibukotanya berada di Kolonodale.

Kabupaten Morowali diresmikan pada 12 Oktober 1999 oleh Menteri Dalam Negeri, dan sejak 5 Desember 1999 dimulai operasional pemerintahannya di Kolonodale.

Kemudian sejak 2 Mei 2006 ibukota Kabupaten Morowali berkedudukan di Bungku sampai dengan sekarang. Sedangkan Kolonodale menjadi ibukota Morowali Utara yang merupakan kabupaten baru pemekaran dari Kabupaten Morowali. 

Pada waktu itu pilihan transportasi ke Morowali dari Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan hanya melalui jalur darat, dengan menggunakan bis umum menempuh jalur Trans Sulawesi. 

Kini, terdapat sarana transportasi lain dari Makassar jika ingin ke Morowali yaitu transportasi udara yang dilayani oleh salah satu maskapai penerbangan nasional, setiap dua kali sehari. 

Bandara Morowali diinisiasi tahun 2007 oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali, serta Rekomendasi Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 553.2/133/DISHUB.GST/2006 tanggal 5 Juli 2006 Tentang Pembangunan Bandar Udara Morowali Kabupaten Morowali. 

Pembangunan bandaranya baru dimulai tahun 2010 yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dengan dana bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). 

Pada tanggal 23 Desember 2018 Bandara Morowali diresmikan penggunaannya oleh Presiden Jokowi didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Keberadaan bandara ini memicu perkembangan pembangunan di Kabupaten Morowali yang memiliki pertambangan nikel terbesar di Asia Tenggara . 

Keberadaan tambang di wilayah ini tentunya menjadi peluang yang dapat dioptimalkan untuk pembangunan Morowali ke arah yang lebih baik termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun