Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Golkar-PAN Bergabung ke Prabowo Atas Restu Jokowi?

18 Agustus 2023   18:53 Diperbarui: 18 Agustus 2023   19:02 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beberapa hari lalu anyak teman yang wa ke penulis  menanyakan bagaimana pendapat penulis mendengar berita bahwa Golkar dan PAN telah bergabung ke koalisi Gerindra-PKB menuju Pilpres 2024.  Dan pertanyaan mereka yang paling penasaran adalah, apakah bergabungnya Golkar-PAN ke Prabowo direstui oleh Jokowi?

Apakah beneran Jokowi Cawe-cawe di Pilpres 2024 termasuk  menjagokan Prabowo?

Hehehe. Tentu saja jawaban penulis ya Meneketehe masze... :D. Penulis bukan Peramal, bukan Pakar Politik jadi  kalau mau jawaban asal-asalan sih bisa. Heee.

Pada bulan April 2023 lalu, penulis sempat menulis artikel dengan judul : "Siapa sebenarnya yang didukung Jokowi, Ganjar atau Prabowo?"

Begitu juga pada bulan Mei 2023, empat hari setelah PDIP secara resmi mencapreskan Ganjar sebagai Capres PDIP 2024, penulis sempat menulis artikel : "Mengapa Golkar dan PAN terlihat ogah-ogahan mendukung Ganjar?"

Kalau pembaca sempat membaca kedua artikel tersebut mungkin sudah bisa memahami analisis penulis soal dimana posisi Jokowi sebenarnya di dalam Pencapresan Prabowo di Pilpres 2024.

Penulis adalah mantan pendukung fanatik Jokowi di tahun 2011 hingga 2015. Bisa dilihat dari artikel-artikel penulsi di tahun 2011-2012 terkait Pilgub DKI 2012.  Dan 2013-2014 terkait Pilpres 2014.  Tapi sejak 2015 sudah terlanjur kecewa dengan Jokowi jadi ya gitu deh.

Sekitar 5 tahun lebih selalu mengikuti berita-berita Jokowi,  sejak jadi Walikota Solo, Gubernur DKI hingga Presiden RI, membuat penulis yakin mengenal cara Jokowi / sudut pandang Jokowi didalam mengambil suatu keputusan.

Bahwa Jokowi bermain dua kaki di Pilpres 2024 itu memang betul menurut penulis.  Bahwa Jokowi juga selain mendukung Ganjar tapi di sisi lain merestui Prabowo menjadi Capres 2024 itu juga demikian menurut penulis.  Jadi intinya Jokowi memang ikut Cawe-cawe di Pilpres 2024.

Lalu pertanyaan besarnya kemudian, Jokowi sebenarnya di Pilpres 2024 membela kepentingan siapa?

Mengapa Jokowi merestui Prabowo sementara jelas-jelas partai yang membesarkannya (PDIP) juga memiliki Capres 2024?  Mengapa Jokowi tidak mati-matian mendukung Ganjar/ mendukung PDIP di 2024?

Ada 2 alasan Jokowi ikut mendukung Prabowo di Pilpres 2024.  Yang pertama adalah demi masa depan politik pribadi Jokowi dan masa depan politik keluarganya.  Dan yang kedua juga demi kepentingan PDIP juga.

Gibran, Bobby dan lainnya sudah mulai berkiprah di dunia politik. Sementara mereka adalah kader PDIP yang saat ini merupakan Partai Terkuat di negeri ini.  Tapi untuk ke depannya, andaikata Megawati sudah aktif lagi, penulis memprediksi bahwa PDIP tidak akan sekuat sekarang ini.  Ketokohan Megawati tidak mungkin tergantikan  oleh Puan Maharani maupun kader yang lainnya. PDIP akan kehilangan tokoh sentral sehingga akan mungkin terjadi pertikaian antar faksi-faksi yang ujung-ujungnya membuat Partai ini melemah kekuatan politiknya. Jokowi pun mungkin memikirkan seperti itu.

Gibran, Bobby dan Jokowi sendiri tidak mungkin bergantung 100% pada PDIP untuk ke depannya. Jadi membiarkan Prabowo menjadi kuat di Pilpres 2024 akan berimbas positif ke masa depan politik Jokowi dan keluarganya.

Sementara pada pertimbangan lainnya, Jokowi mendukung Prabowo itu demi kepentingan PDIP juga. Logika Politiknya berangkat dari pertarungan politik PDIP di Pilgub DKI 2017.  Saat itu Ahok sebagai Cagub PDIP memiliki Elektabilitas tertinggi tapi akhirnya Ahok berhasil dipecundangi Anies Baswedan.

Seperti yang sudah penulis analisakan pada tulisan-tulisan sebelumnya, bahwa jika terjadi 3 poros politik dimana ada 3 Capres (Ganjar, Prabowo dan Anies), tetapi Elektabilitas Prabowo hanya seadanya (tidak "didongkrak") oleh kekuatan politik yang ada, maka kemungkinan besar kejadian di Pilgub DKI 2017 akan berulang.

Pada saat Pilgub DKI 2017, sejak awal penulis sudah memprediksi kemenangan Anies Baswedan karena tahu bahwa Ahok sebagai  Inkumben hanya punya Elektabilitas sekitar 40%.  Itu artinya sekitar 60% konstituen tidak akan memilih Ahok.  Itu artinya juga massa pendukung Anies dan AHY saat itu adalah massa yang beririsan.

Terbukti akhirnya Ahok yang menang di Putaran Pertama akhirnya malah kalah karena ternyata 100% suara pendukung AHY berpindah ke Anies Baswedan.

Lalu bagaimana dengan Pilpres 2024?

Setahun terakhir ini dalam pemantauan penulis terlihat kecendrungan Elektabilitas Ganjar selalu stagnan di angka 35%. Kalau untuk Prabowo Elektabilitasnya sempat menurun dalam setahun terakhir dan agak naik dalam 2 bulan terakhir.  Tapi untuk Anies Baswedan penulis membacanya memiliki kecendrungan stabil naik sedikit demi sedikit.

Kondisi ini seharusnya menjadi Warning bagi PDIP.  Drama pertarungan Politik di Pilgub DKI 2017 sangat mungkin bisa terulang di Pilpres 2024. Mengapa,  karena massa Prabowo dan massa Anies sebenarnya beririsan dan bisa diprediksi  jumlahnya sekitar 60% dari total suara.

Diatas kertas menurut penulis, siapapun diantara Prabowo dan Anies yang berhasil maju ke putaran kedua Pilpres 2024 akan mampu mengkandaskan Ganjar. Ini poin krusialnya.

Andai Anies yang maju putaran kedua, maka Anies jadi Presiden. Bagaimana dengan nasib Jokowi dan PDIP?  Begitu juga andai Prabowo yang maju di putaran kedua dan akhirnya jadi Presiden, bagaimana nasib Jokowi dan PDIP?

Masa depan Jokowi dan PDIP akan suram kalau Anies yang jadi Presiden. PDIP pasti jadi Oposisi. Tapi berbeda bila Prabowo yang jadi Presiden. Nasib Jokowi dan PDIP mungkin cukup baik. Prabowo pasti mengajak PDIP masuk ke Kabinetnya.

Dengan kondisi itu maka Jokowi harus mengambil langkah memutar.  Strategi terbaik untuk mencegah terjadinya Putaran Kedua Ganjar Vs Anies  adalah dengan cara "mendongkrak" Elektabilitas Prabowo dengan membantu memberikan dukungan politik ke Prabowo semaksimal mungkin.

Untuk itulah mengapa Jokowi memberi restu kepada Prabowo sekaligus diam-diam mengerahkan relawannya mendukung Prabowo.

Kemudian bila Prabowo maju ke putaran kedua,  Jokowi akan kembali ke posisinya sebagai Kader PDIP yang mendukung Ganjar mati-matian.  Diatas kertas pasti Prabowo yang menang tapi apa salahnya mencoba peruntungan di putaran kedua.  Bagi Jokowi siapapun yang menang diantara Ganjar atau Prabowo, nasib masa depan politik Jokowi dan keluarganya tetap aman. Begitu juga dengan nasib PDIP yang akan terhindar dari posisi sebagai Oposisi.

Merestui  Prabowo di Pilpres 2024 adalah Win-win Solution bagi Jokowi, begitu juga PDIP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun