Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Koalisi Besar Meramu Strategi Jitu Melawan Anies Baswedan

3 Mei 2023   10:42 Diperbarui: 3 Mei 2023   14:31 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari kemarin Selasa 2 Mei 2023 di Istana Negara, 6 Ketua Umum dari  Partai-partai yang ada di pemerintahan dikabarkan berkumpul bersama Presiden Jokowi untuk membahas kondisi ekonomi terkini terutama terkait pencapaian Indonesia yang saat ini disebut-sebut sudah mencapai posisi ke 16 dari Negara-negara maju.

Dari media-media diberitakan hadir semua di Istana Negara. Presiden Jokowi, Ketum PDIP Megawati, Ketum Gerindra Prabowo, Ketum Golkar Airlangga, Ketum PKB Muhaimin  Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Plt Ketum PPP, Mardiono.

Penulis membaca berita ini sambil senyum-senyum saja karena yakin masyarakat luas pasti tidak akan ada yang percaya bahwa tujuan pertemuan membahas ekonomi.  Pertemuan itu pastilah membahas Pilpres 2024 dimana 6 Partai Pemerintah ini mencoba menyamakan visi agar di tahun 2024 mereka semua tetap berada di lingkaran kekuasaan. Ternyata jadi juga rencana mereka membentuk Koalisi Besar.

Pada dekade yang lalu, umumnya strategi sebuah partai adalah mencapai kemenangan pemilu. Kalau menang tentu akan berkuasa. Dan kalau kalah pastilah di luar kekuasaan.  Begitulah yang terjadi selama ini di Indonesia.

Tapi saat ini yang dicermati oleh penulis, 6 partai pemerintah sepertinya berhasrat untuk melakukan  strategi Status Quo dimana mereka berusaha untuk bagaimana caranya bertarung di Pemilu dengan hasil kalah atau menang, mereka akan tetap berada di lingkaran kekuasaan.

Bila benar rencana  Status Quo yang akan dijalankan koalisi besar,  tentu tidak jauh berbeda konteksnya dengan isu yang sempat dilontarkan SBY beberapa waktu lalu. SBY menyatakan dirinya mendapatkan informasi rahasia dari beberapa pihak  bahwa Pilpres 2024 akan dilakukan secara curang dan tidak dengan cara Demokratis.

Penulis tidak sepakat dengan yang dilontarkan SBY terkait  tidak dengan cara Demokratis.  Kalau soal curang di Pemilu ya di Negara manapun biasanya pihak yang sedang berkuasa selalu berbuat curang. Tinggal bagaimana kecurangan itu dilakukan.  Yang penting jangan terlalu kasar sehingga tidak membuat rakyat marah dan memberontak.

Kembali lagi dengan aroma Status Quo yang tercium oleh penulis, kemungkinan besar Koalisi Besar yang terdiri dari 6 Partai Pemerintah akan melakukan strategi "Memecah Kekuatan Luar Dalam".  Ini harus dilakukan agar kemenangan bisa 99% didapatkan.

STRATEGI YANG TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN OLEH KOALISI BESAR

Sebenarnya ada 1 langkah paling sederhana agar 6 Partai ini tetap berkuasa yaitu dengan cara membentuk 1 Poros di Pilpres 2024 dan melawan Koalisi Kecil yang ada yaitu poros Nasdem-Demokrat-PKS.  Ini mudah sekali dilakukan dan diatas kertas secara kekuatan politik yang ada,  Koalisi Besar ini pasti mencapai kemenangan.

Bagaimana tidak, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Bali, NTT dan papua pasti dimenangkan PDIP dan PKB. Mayoritas Kalimantan dan Mayoritas Sulawesi hingga Maluku diatas kertas pasti dimenangkan Golkar. Sisa nya hanya Jawa Barat, Banten dan sebagian Sumatra yang mungkin bisa diambil oleh Koalisi Kecil (Koalisi Nasdem-Demokrat-PKS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun