Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Meski Menang Pilpres, Legitimasi Jokowi sebagai Presiden Sangat Lemah

27 April 2019   14:46 Diperbarui: 27 April 2019   14:52 4860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi terbalik terjadi di Pulau Jawa. Kemenangan Jokowi di Jawa Tengah sekitar 77%, Jawa Timur sekitar 65%, Jogja 71% dan DKI Jakarta 52% mampu menutupi kemenagan Prabowo di Banten dan Jabar yang mencapai angka sekitar 60%. Bisa dikatakan Jokowi mampu menguasai 70% pulau Jawa.

Di pulau Kalimantan dapat dikatakan Kekuatan Jokowi dan Prabowo sangat berimbang. Jokowi hanya menang Tebal di Kalimantan Utara yang penduduknya sedikit. Di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur Jokowi Hanya menang tipis. Prabowo pun menang tipis di Kalimantan Barat dan menang lumayan di Kalimantan Selatan. Untuk Pulau Kalimantan kekuatannya sangat berimbang.

Di Pulau Sulawesi terjadi hal yang sama.  Jokowi Menang telak di Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat, Prabowo menang telak di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Sementara untuk Sulawesi Tengah dan Gorontalo  selisihnya sangat tipis. Tidak ada dari keduanya yang menguasai penuh Sulawesi.

Untuk wilayah lain sepintas dikatakan Propinsi Maluku milik Jokowi, Maluku Utara milik Prabowo.  Propinsi Papua dan Papua Barat memang milik Jokowi begitu juga Bali dan NTT. Prabowo hanya menguasai wilayah NTB.

Dari 34 Propinsi yang ada bisa dikatakan Jokowi menang telak di 13 Propinsi, Prabowo menang telak di 12 Propinsi. 9 Propinsi lainnya kekuatannya sangat berimbang. Hanya selisih sekitar 2% kemenangannya.

PERSONAL BRANDING JOKOWI TIDAK MAMPU MENGUNGGULI PRABOWO 

Bila kita mencermati peta perolehan suara Jokowi dan Prabowo di berbagai wilayah di Indonesia, bisa disimpulkan Jokowi unggul dari Prabowo di wilayah-wilayah Pedesaan, sementara untuk wilayah kota-kota besar dikatakan Prabowo jauh lebih unggul.

Untuk wilayah Pedesaan seluruh Indonesia, mayoritas suara Jokowi secara nyata disumbang oleh masyarakat yang masih terikat kuat dengan akar kekuatan politik Golkar dan PDIP.  Mereka memilih Jokowi karena Jokowi didukung Golkar dan PDIP dan bukan karena mereka mempertimbangkan Jokowi sebagai sosok pemimpin.  Berbeda dengan masyarakat kota yang tidak terikat dengan akar kekuatan politik partai. Mereka memilih Prabowo atau Jokowi atas dasar pertimbangan sosoknya dan latar belakang Capres dibanding terkait dengan partai pendukungnya.

Di Lampung, Bangka Belitung dan Kep. Riau itu nyata kekuatan besar Golkar. Begitu juga di hampir seluruh Kalimantan kekuatan Golkar masih mengakar. Di Sulawesi pun demikian, akar kekuatan Golkar sangat nyata di Sulbar, Sulteng dan Gorontalo.  Sementara untuk  Jawa Tengah, Bali, NTT, Papua dan Papua Barat kita semua tahu wilayah-wilayah ini adalah penganut Soekarnoisme. Akar PDIP yang kuat yang ada disana. Di Jatim sendiri kita tahu itu adalah wilayah PKB.

Jadi fakta-fakta itu menunjukkan bahwa kemenangan Jokowi di wilayah-wilayah tersebut lebih banyak disumbang kekuatan akar politik partai dibanding kekuatan Personal Branding.

Kesimpulan itu juga didukung fakta bahwa selama kontestasi Pilpres 2019 berlangsung, media-media social yang ada lebih dikuasai pendukung  Prabowo. Kebanyakan dari pendukung  Prabowo adalah mereka yang tinggal di wilayah Perkotaan yang dipastikan lebih mudah mengakses Internet dan kemudian mampu beraspirasi di media-media social.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun