Tentu karena link yang dimilikinya sebagai anggota Komisi VI dan mungkin dia merupakan kawan baik dari Menteri Perindustrian dan mungkin juga dia adalah kenalan baik dari Menteri BUMN. Â Kalau tidak begitu bagaimana mungkin PT. Pupuk Indonesia mau begitu saja diatur oleh seorang anggota DPR?
Waktu bulan Juli tahun 2017 Menteri Pertanian Amran Sulaiman pernah menyebut ada Mafia Pupuk yang mengganggu produksi Pertanian. Pupuk menjadi barang langka. Mereka mengoplos Pupuk di suatu tempat barulah didistribusikan ke seluruh Indonesia. Mereka bisa mendapatkan keuntungan per hari sampai Rp. 500 juta rupiah.
Mafia Pupuk, Mafia Beras, Mafia Gula dan Mafia lain-lainnya selalu saja menghantui rakyat dan petani kita. Begitulah yang terjadi selama bertahun-tahun. Semua komoditi-komoditi yang menyangkut kebutuhan rakyat luas,  baik pada tahapan  impor hingga tahapan distribusi selalu saja diganggu oleh tangan-tangan jahat yang akhirnya membuat harga tidak masuk akal yang ujung-ujungnya merugikan petani dan masyarakat.
Pertanyaan selanjutnya, apakah hanya politisi partai Golkar di DPR saja yang melakukan hal seperti yang dilakukan oleh Bowo Sidik? Tentu saja jawabannya tidak. Pasti masih banyak Bowo Bowo yang lain yang juga melakukan hal yang serupa tapi belum tertangkap KPK saja.
Peristiwa Jual Beli Jabatan Romahurmuziy dan Peristiwa Serangan Fajar 6,5 Milyar Bowo Sidik seharusnya menjadi  perhatian kita dan pertimbangan kita dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 ini. Kita semua yang harus menjaga negeri ini dari tangan-tangan para koruptor jahat yang selalu merusak negeri ini.
Sekian.
Sumber-Sumber :
KPK OTT Bowo Terkait Suap Sewa Kapal, Ini Penjelasan PT Pupuk Indonesia
‘Sumbang’ Lagi Kada ke KPK, PDIP Terkorup di Indonesia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H