Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Jokowi Tidak Aman karena Elektabilitasnya di Bawah 50%?

20 Maret 2019   22:29 Diperbarui: 21 Maret 2019   09:24 3545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANDINGKAN SELISIH ELEKTABILITAS ANTAR CAPRES DI PILPRES 2014 DENGAN PILPRES 2019
Kalau kita lihat selisih angka elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2014 berdasarkan hasil survei 3 lembaga survei:  LSI 6,3%, Indobarometer 5,4% dan Poltraking 7,4%.

Semuanya tidak ada yang berselisih angka hingga 10%. Tapi kondisi yang jauh berbeda ketika kita memperhatikan hasil survei dari berbagai lembaga survei untuk Pilpres 2019 ini.

Lihatlah selisih elektabilitasnya yang jauh-jauh angkanya. Litbang Kompas 11,8%, LSI Denny 27%, SMRC 25% dan Cyrus 19%.  Semuanya di atas 10% untuk selisih elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo. Ini merupakan sebuah anomali menurut saya.

Saya menduga ada lembaga-lembaga survei yang tidak melakukan survei dengan benar. Saya menebak kesalahannya berada pada 3 poin yaitu:  Pertama, proporsional responden dipakai tidak mencakup wilayah yang terwakili. Kedua, jumlah respondennya terlalu sedikit, dan ketiga petugas yang ditugaskan untuk survei ada yang kurang teliti/kurang cakap.

Kita semua tidak tahu hasil nantinya akan tetapi saya sangat yakin siapapun pemenang Pilpres 2019 selisih perolehan suaranya tidak akan melebihi 10%.

AMANKAH UNTUK JOKOWI BILA ELEKTABILITASNYA DI BAWAH 50%?
Banyak lembaga survei yang ada menyebut angka elektabiltas 50% untuk petahana adalah angka psikologis. Logika sederhananya adalah bila angka elektabilitas Petahana mencapai 50% bisa diasumsikan petahana sudah memiliki modal suara sekitar minimal sebesar  47%.

Petahana hanya butuh melakukan kampanye secukupnya ataupun melakukan sedikit manuver untuk meraih 5% tambahan suara yang akan memastikan kemenangannya.

Jadi secara sepintas kalau menyebut elektabilitas petahana berada di angka 50% itu artinya posisi petahana cukup aman.

Sebaliknya bila elektabilitas petahana jauh di bawah 50% maka dipastikan posisinya belum aman. Contohnya  Pilgub DKI 2017. Angka elektabilitas Ahok waktu itu hanya dikisaran 40-43%.

Itu artinya sekitar 60% Pemilih belum tertarik untuk memilih Ahok sebagai Gubernur DKI 2017. Dan hasilnya kita sudah mengetahuinya. Ahok sebagai petahana mengalami kekalahan.

Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah: apakah angka Elektabilitas di bawah 50% untuk petahana itu memang tidak aman sama sekali?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun