Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Peta Kekuatan Politik Jokowi Vs Prabowo Tahun 2019

28 Februari 2019   19:22 Diperbarui: 1 Maret 2019   07:55 5489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua pasangan capres-cawapres, Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menghadiri deklarasi kampanye damai di Lapangan Silang Monas, (KOMPAS.com/ABBA GABRILIN)

Dari 4 Sifat tersebut bila salah satunya kemudian cacat maka Personal Branding Jokowi akan jatuh begitu saja. Misalnya oleh Oposisi, Jokowi saat ini diopinikan sebagai Tukang Bohong dan Tidak Merakyat. Ini krusial sekali karena bisa menggerus Personal Branding yang sudah tertanam dibenak masyarakat.

Kondisi One Man one Vote membuat setiap pemilih berpotensi bisa membuat perbedaan dari hasil Pilpres jadi hal ini akan sulit dikontrol oleh Tim Sukses yang paling hebat sekalipun. Terlalu sulit untuk memperkirakan massa yang percaya pada Jokowi bisa berubah dalam sewaktu-waktu.

Bila Personal Branding Jokowi yang 4 sifat itu berkurang 2 maka Nilai Jual Jokowi turun sekitar 40%. Itulah tugasnya Tim Kampanye Jokowi mempertahankan Personal Branding dari Jokowi.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
PETA KEKUATAN SUARA DI PILPRES 2019 : JAWA-SUMATRA CENTER PERTARUNGAN

Dari Seluruh Indonesia kita bagi menjadi 6 Zona yaitu : Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Bali NTB-NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua dan Luar negeri. Dan sesuai dengan table gambar yang ada, 6 zona itu memperlihatkan bahwa sejatinya Pilpres adalah Pertarungan Suara di pulau Jawa dan pulau Sumatra.

 Tabel di atas memperlihatkan hampir 60% perolehan suara disumbang dari Pulau Jawa dan hampir 20% suara disumbang dari Pulau Sumatra sementara wilayah lainnya hanya menyumbang sekitar 20% suara.

Banyak pendapat yang mengatakan kondisi ini tidak adil tetapi memang begitulah resiko One Man One Vote. Wilayah terpadat penduduknya yang terkondisikan untuk menentukan siapa yang menjadi Pemimpin Nasional. Makanya ada istilah yang bisa jadi Presiden Indonesia adalah orang dari suku Jawa.

Istilah ini hanya mencerminkan proporsi suara dalam Pilpres sementara faktanya BJ Habibie pernah menjadi Presiden RI dan tidak dikudeta oleh orang Jawa. :D

Mungkin di masa mendatang akan ada ide besar untuk merubah kondisi One Man One Vote, kita tunggu saja.

Berikutnya dari table kedua bisa kita lihat kekuatan Prabowo pada 6 zona tersebut pada tahun 2014.

Prabowo hanya menang di Pulau Sumatra saja. Sementara di 5 zona lainnya yaitu P. Jawa, Bali NTB-NTT, Kalimantan, Sulawesi, Malpalun menyatakan Jokowi unggul. Bahkan di Sulawesi dan Malpalun (Maluku-Papua dan Luar negeri) Jokowi unggul 20% dari Prabowo pada Pilpres 2014.

Pertanyaannya kemudian, apakah Jokowi akan bisa menang mudah pada Pilpres 2019? Jawabannya hanya mengatakan tergantung Personal Branding dari Jokowi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun