Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Seberapa Jitu Hasil Survei Elektabilitas dari Lembaga Survei?

26 Februari 2019   11:58 Diperbarui: 27 Februari 2019   08:44 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi survei | sumber: 123formbuilder.com

Polling-polling yang ada mayoritas memenangkan Prabowo sementara Hasil Survei Elektabilitasnya sangat jauh selisihnya yaitu sekitar 20%. Makanya seminggu yang lalu saya sempat membuat artikel untuk membahas hal tersebut.

Dan kali ini saya coba uraikan hasil pengamatan saya.

KINERJA LEMBAGA SURVEI DI PILPRES 2014
Seperti yang sudah saya katakan diatas, Kinerja Lembaga Survei yang ada waktu itu sangat bagus. Prediiksinya Jitu. Berikut saya ambil 3 lembaga survei untuk mewakilinya yaitu :

1.LSI merilis Elektabilitas Jokowi 45,0% - Prabowo 38,7% dan Undecided Voters 16,3%.
2.Indobarometer: Jokowi 46%-Prabowo 42,6% dan Undecided Voters 11,4%.
3.Poltracking : Jokowi 48,5% - Prabowo 41,1% dan Undecide Voters 10,4%.
Hasil Pilpres 2014 dari KPU adalah: Jokowi 53,15% - Prabowo 46,85%.

Bila ketiga survei lembaga diatas saya hitung angka proporsionalnya dengan membuang angka Undecided Voters maka saya menemukan tingkat melesetnya sebagai berikut :

1.LSI Meleset 0,6% dari Hasil KPU. Ini Angka yang bagus sekali. (Dibawah 1% melesetnya)
2.Poltracking meleset 1% dan Indobarometer meleset 1,2%. Bagus juga karena Ketepatan hasilnya mencapai 98% lebih dari Hasil Pemilu.

Waktu itu saya berharap Kinerja seperti ini maupun hasil survei seperti ini akan terjadi di Pilkada 2017, 2018 dan Pilpres 2019. Sayangnya harapan itu tidak terjadi.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
KINERJA LEMBAGA SURVEI DI PILGUB DKI 2017
Bila dibandingkan dengan Hasil Survei berbagai lembaga survei di Pilgub DKI tahun 2012 dan Pilpres 2014, Kinerja lembaga-lembaga survei di tahun 2017 khususnya pada Pilgub DKI 2017 menurut saya memang buruk.

Waktu itu angka-angkanya naik turun drastic sejak hari pertama penetapan Cagub-Cawagub oleh KPUD DKI. Sempat saling menyalip dan kenaikannya antara bulan pertama dengan bulan kedua sungguh signifikan. Seperti ada anomaly.

Waktu itu memang ada Kasus Al-Maidah yang mungkin berdampak pada turunnya elektabilitas Ahok. Ahok turun, AHY melonjak naik. Tapi setelah itu tiba-tiba ada peristiwa Polda Metro Jaya berkali-kali memeriksa Cawapres Sylvana Murni dengan 2 kasus Korupsi. 

Akhirnya Elektabilitas AHY melorot tajam dan berakhir dengan kekalahannya di Putaran Pertama. Anehnya kasus Hukum yang mengganggu Cawapres Sylvana Murni setelah Pilgub DKI selesai ternyata malah tidak ada kabarnya sama sekali. Seperti selesai dengan sendirinya. Tak tahulah awak urusan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun