Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Gatot Nurmantyo Harus Menyebrangi Gunung dan Lautan Menuju RI-1

7 Oktober 2017   14:28 Diperbarui: 7 Oktober 2017   14:58 2256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu hanya berandai-andai. Dan saat ini memang belum terbayangkan sama sekali Gatot Nurmantyo akan menjadi buah bibir masyarakat sekuat intensitas pembicaraan tentang Jokowi pada tahun 2013-2014.

POLITIK ITU KEJAM DAN GANAS

Dunia politik tidak mengenal Teman.  Teman  bagi para politisi adalah pihak mana yang menguntungkan posisi mereka  pada saat ini. Dan kalau para politisi sedang Berjaya (sedang di atas posisinya) maka mereka bersekongkol bersama mitranya untuk menghancurkan siapapun yang memiliki peluang menjadi ancaman bagi mereka.

Kriminalisasi bisa menimpa siapa saja. Konspirasi bisa terjadi kapanpun juga.  Dan semua itu yang membuat perjalanan seseorang  Bintang yang mulai bersinar seperti Gatot Nurmantyo  menjadi amat sangat berat.  Begitu banyak Gunung yang harus didaki dan begitu banyak lautan yang harus disebrangi.

Secara pribadi  (saat ini) Gatot Nurmantyo adalah Sosok yang saya kagumi dan saya anggap sebagai salah satu Pemimpin Bangsa di masa mendatang. Meskipun tidak menjadi Presiden nantinya, nama Gatot  Nurmantyo tetap akan menjadi Sejarah dan diingat masyarakat  Indonesia.

Dan dengan kondisi yang dipaparkan diatas, saya pikir saat ini tidak perlulah kita mempeributkan dan berpolemik tentang sosok hebat ini.

Yang ribut mengatakan Panglima TNI  Berpolitik itu siapa sebenarnya?  Pastilah mereka yang sedang berkuasa  sehingga ketakutan dengan adanya potensi  rivalitas.

Kita sebagai masyarakat harus mengambil posisi lebih terhormat. Tidak perlu kita ikut-ikutan menuduh tanpa alasan, tidak perlu kita mendukung dan mendewakan tokoh idola kita.  Kita adalah Juri dari para Pemimpin.  Kita inginkan yang terbaik dan kita cermati saja mereka-mereka yang menjadi pemimpin kita.  Kita tonton saja sepak terjang mereka.

Dan akhirnya... Yang mana yang terbaik menurut kita, dialah yang akan kita pilih selanjutnya. Benar begitu?

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun