Beberapa hari yang lalu, saya bersama sekolah Tiara Aksara mengunjungi tempat yang disebut dengan kota Pelajar. apa itu? yes, Jogjakarta.  tempat yang akan selalu dikenang oleh orang yang mempunyai hal penting disini, jujurly tempat lokasi disini walaupun sudah dikunjungi beberapa kali tidak ada membosankan? benar ga kompasianers??..
Kesempatan kali ini saya mengunjungi yang baru nih, yaitu: Museum Petilasan Mbah Maridjan berada di keneharjo, Sleman Jogjakarta tanah kelahiran Mbah Maridjan, saya bertemu dengan Mbah Panut Utomo putri sulung Mbah Maridjan yang kini berjualan di samping petilasan Mbah Maridjan, beliau merupakan anak kandung dari mbah Maridjan juru kuncen gunung Merapi, Mbah Maridjan sudah menjadi juru kuncen gunung Merapi hingga akhir hanyatnya Mbah Maridjan enggan turun dari tempat yang ia singgahi.
Warung Mbah Panut sudah jualan sejak tahun 1983, melayani para pendaki gunung. Lokasi anak Mbah Panut ada di atas setelah museum sisa hartaku yang mungkin beberapa orang sudah tahu tempat sisa hartaku, sebuah tempat yang menjadi saksi bisu meletusnya gunung Merapi pada tahun 2010 silam.
Saya bertemu dengan Mbah Panut tanpa disengaja karena sedang mengunjungi rumah Mbah Maridjan, oiya... disana ada petilasan Mbah Marijan ketika erupsi, bagi yang hendak menjiarahi tempat tersebut dipersilahkan untuk memberikan sumbangan seikhlasnya ya..
Disana juga ada museum mini terdapat 39 korban erupsi gunung Merapi, Â 2 korban diantaranya yakni seorang relawan PMI (palang merah Indonesia) dan wartawan yang sedang ada di lokasi tersebut dan tak luput kendaran Mbah Asih (anak Mbah Marijan yang kini menjadi Juru kuncen gunung Merapi meneruskan jejak Ayahanda Mbah Maridjan) Â yang menjadi saksi bisu awan panas yang singgah di lokasi itu.
Setelah erupsi gunung Merapi reda, jajaran TNI dari Grup 2 Kopassus Kartasura membantu mencari korban menggunakan alat berat Militer yang dimiliki. Â
Demikian Artikel singkat ini, semoga bermanfaat bagi para Kompasianers Indonesia.Â
Kata Bijak hari ini.