Jadi hewan seperti Moo Deng dan anabul dengan fitur wajah mirip bayi, secara tidak langsung memanfaatkan respons evolusioner ini. Makanya kalau melihat anabul pasti responnya, "Ihhh lucu banget."
Sekarang coba bayangkan, kalau hewan itu punya wajah yang lancip, tubuh yang kurus, dan proporsi yang nggak seimbang, apakah kita masih akan merasakan hal yang sama?
Mungkin tidak. Makanya jarang banget kan melihat ada orang yang bilang "Ihhh lucu banget" ke bayi babi hutan, bayi kobra, atau bayi burung pemakan bangkai.
Fitur-fitur tersebut malah bisa membuat kita merasa tidak nyaman atau bahkan takut. Sementara itu, tubuh bulat dan mata besar adalah kunci daya tarik karakter ini.
Hal ini menjelaskan kenapa kita bisa langsung merasa "tertarik" ketika melihat sesuatu yang menggemaskan, bahkan tidak bisa berhenti menatapnya.
Yang lebih menarik lagi, riset tersebut juga menunjukkan bahwa fitur-fitur lucu ini bukan hanya menarik perhatian, tapi juga bisa memicu reaksi emosional.
Itulah kenapa kita cenderung merasa senang, nyaman, atau bahkan ingin melindungi saat melihat karakter dengan fitur seperti Moo Deng.
Hewan Mengajarkan Kita Tentang Pentingnya Imut dan Menggemaskan
Ternyata kegemasan bukan hanya soal penampilan yang menyenangkan, tapi juga terkait dengan bagaimana otak kita memproses informasi dan merespons rangsangan.
Kegemasan adalah salah satu cara alam bekerja untuk memastikan keberlangsungan hidup. Jadi kalau kamu terobsesi dengan anabul, itu bukan karena kamu aneh. Itu karena otakmu secara alami merespons dengan cara yang membuatmu merasa terikat.
Referensi: