Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Strategi Kamala Harris dalam Mendekati Gen Z, Bisa Ditiru oleh Cagub di Pilkada

8 Oktober 2024   10:04 Diperbarui: 9 Oktober 2024   15:01 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang Pilkada di Indonesia, satu hal yang makin kelihatan jelas: pemilih muda, terutama Gen Z, punya peran besar dalam menentukan siapa yang akan memimpin ke depan.

Di Amerika Serikat, Kamala Harris lagi getol mendekati pemilih Gen Z buat pilpres mendatang, dan ini menarik buat kita pelajari. Sebab pendekatan Harris bisa jadi inspirasi bagi kandidat di Indonesia yang ingin mendekati kelompok pemilih yang cerdas, aktif di media sosial, dan kritis terhadap janji-janji politik.

Gen Z: Suara yang Harus Didengar

Gen Z adalah generasi yang lahir antara 1997 - 2012. Mereka ini sudah melek politik, kritis, dan aktif di media sosial tempat mereka terlibat dalam isu-isu seperti lingkungan, keadilan sosial, dan soal masa depan dunia kerja.

Di Indonesia, pemilih muda Gen Z juga lagi aktif-aktifnya. Kalau dilihat-lihat, mereka tidak cuma jadi penonton politik. Mereka mau suaranya didengar.

Saya sendiri sering lihat bagaimana mereka berdiskusi soal isu-isu besar di Twitter atau TikTok. Mereka nggak mau lagi dikasih janji-janji kosong. Jadi kalau ada kandidat yang beneran mau mendekati mereka, harus pintar-pintar membawa isu yang relevan dan bikin mereka merasa terwakili.

Strategi Digital ala Kamala Harris yang Patut Ditiru

Di Amerika, Kamala Harris sudah mulai jago mendekati Gen Z lewat strategi digital. Salah satunya lewat platform yang ramai dipakai anak muda: YouTube, TikTok, dan Instagram.

Dia tahu banget kalau konten visual yang ringan, to the point, dan relatable itu jauh lebih menarik buat Gen Z daripada pidato panjang yang membosankan. Ini hal yang harus diadaptasi oleh kandidat di Indonesia.

Di sini, saya merasa masih ada kandidat yang kaku di media sosial, terkesan terlalu formal. Padahal kalau mereka bisa ngobrol dengan bahasa yang lebih santai, bakal lebih dapat perhatian.

Gen Z suka dengan kandidat yang jujur, apa adanya, dan nggak terlalu jaim. Seperti Kamala Harris yang sering membicarakan isu-isu perubahan iklim dan pendidikan dengan cara yang to the point, nggak terlalu ribet. Ini yang bikin dia lebih dekat sama anak muda.

Isu-Isu yang Menarik Hati Gen Z

Kalau mau meraih hati Gen Z, kandidat harus tahu isu apa yang bikin mereka benar-benar peduli. Beberapa contoh dari Kamala Harris bisa jadi pelajaran bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun