Setiap malam, mimpinya selalu berakhir di tempat yang sama. Gadis itu hanya berdiri di depan cermin besar, memandang Nicholas dengan tatapan yang penuh arti, tapi tetap diam. Seolah-olah ada misteri yang harus dipecahkan, tetapi Nicholas tidak pernah tahu dari mana harus memulai.
Malam ini berbeda. Ketika Nicholas menatap ke cermin yang sama, bayangannya bukan hanya gadis itu. Kali ini, ada bayangan dirinya di sana, seakan-akan mereka adalah dua potongan dari satu jiwa. Sekilas dia melihat gadis itu tersenyum, senyum tipis yang samar tapi penuh dengan rasa sakit.
"Apa yang terjadi padamu?" bisik Nicholas, meskipun dia tahu gadis itu tidak akan menjawab.
Namun kali ini sesuatu yang berbeda terjadi. Cermin di hadapannya bergetar, retak kecil mulai muncul dari sisi kiri, kemudian menjalar ke seluruh cermin dan prangggg.... cermin itu hancur.
Nicholas pun terbangun dengan napas tersengal-sengal, tubuhnya berkeringat dingin. Dia kembali ke dunia nyata, ke tempat tidurnya. Tapi perasaan aneh itu tidak hilang. Rumah itu, tangga itu, gadis itu---semuanya masih terasa begitu nyata di dalam pikirannya.
Dan kini, ada satu hal yang lebih menakutkan. Malam itu, ketika dia terbangun, dia melihat sesuatu di sudut matanya. Sebuah bayangan, hanya sekejap tapi cukup jelas. Gadis itu. Dia ada di sini, di dunianya.
Nicholas tahu mimpi ini bukan sekadar mimpi. Ada sesuatu yang menghubungkan mereka. Gadis itu bukan hanya bayangan dalam mimpinya. Dia nyata. Nicholas harus mencari tahu kenapa gadis itu terus menghantuinya.
Apa yang sebenarnya terjadi, apa yang ingin disampaikan gadis itu? Dan yang paling penting, kenapa Nicholas merasa seperti ada bagian dari dirinya yang sudah lama hilang, terkunci dalam dunia yang bukan miliknya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H