Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa sih Emak-Emak Ogah Banget Antre? Ini Jawabannya!

28 Agustus 2024   09:18 Diperbarui: 28 Agustus 2024   09:38 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tribunnews.com/Irwan Rismawan 

Emak-emak dan antre adalah kombinasi yang sering jadi bahan obrolan, kritikan, bahkan jadi bahan konten. Kita sering lihat konten di media sosial tentang emak-emak yang ogah antre saat naik angkutan umum, menyelak antrean di SPBU hingga saat bayar belanjaan di mini market.

Padahal antre itu simpel. Cuma berdiri menunggu giliran, kan? Tapi kok bisa ya, emak-emak sering banget kelihatan malas buat antre? Pernahkah kepikiran kenapa mereka begitu? Yuk, kita kupas hal ini dari sudut pandang yang (mungkin) sedikit berbeda.

Emak-emak Tidak Punya Banyak Waktu

Kita semua tahu kalau emak-emak itu sosok yang super sibuk. Pagi-pagi sudah bangun, menyiapkan sarapan, ngejar-ngejar anak biar cepat berangkat sekolah, lanjut ke pasar buat belanja. Jadwal mereka padat banget, lho! Waktu bagi mereka itu lebih berharga daripada emas. Nah, di tengah kesibukan itu, membuang waktu buat berdiri di antrean yang panjang jelas bukan prioritas.

Bayangkan, lagi buru-buru belanja buat masak makan siang, terus harus menunggu lama di kasir. Aduh, bisa stress sendiri! Emak-emak lebih pilih 'jalan pintas' biar bisa cepat selesai dan pulang dan melanjutkan tugas lainnya. Jadi kalau ada kesempatan buat nyelip di antrean, ya mereka ambil dong. Ini soal efisiensi waktu, bukan cuma soal nggak sabaran.

Di saat-saat seperti itu, insting 'survival mode' emak-emak langsung aktif. Mereka bakal mencari celah sekecil apapun buat cepat-cepat bayar dan pulang.

Tentu kita tidak bisa sepenuhnya membenarkan cara ini, tapi setidaknya kita jadi paham kenapa mereka sering melakukan hal tersebut.

Faktor Budaya

Di negara-negara lain, budaya antre itu seperti hukum wajib yang tidak tertulis. Masyarakatnya benar-benar menghargai sistem antrean. Tapi di Indonesia, jujur saja, budaya antre belum sekuat itu. Banyak orang yang merasa antrean bisa 'diakali', apalagi kalau ada alasan yang dianggap lebih penting.

Buat emak-emak, antre bisa dianggap sebagai aktivitas yang tidak efektif dan buang-buang waktu. Mereka lebih memilih pendekatan praktis yang bisa memberikan hasil cepat.

Misalnya, mereka taruh barang belanjaan di kasir duluan, atau berpura-pura tidak lihat antrean panjang dan langsung maju ke depan. Ini seperti tradisi yang tidak tertulis di masyarakat kita.

Tanggung Jawab di Rumah Menuntut Kecepatan

Jangan lupa, walaupun ayah adalah pemimpin keluarga, emak-emak adalah pemimpin di rumah. Benar begitu kan, para suami?

Tanggung jawab mereka berat dan tidak ada habisnya. Setiap menit yang terbuang buat hal-hal yang tidak penting bisa bikin mereka merasa kurang efisien. Makanya, mereka cenderung lebih suka menyelesaikan segala urusan secepat mungkin biar bisa cepat pulang dan melanjutkan tugas lainnya.

Saat di luar rumah, mereka bawa mindset yang sama: bagaimana caranya biar semuanya selesai cepat. Jadi, kalau ada kesempatan buat 'memotong jalan', mereka tidak bakal ragu buat mengambilnya. Ini lebih soal manajemen waktu dan tanggung jawab.

Saling Memahami dan Mengingatkan

Tapi bukan berarti perilaku ini dibenarkan ya, wahai emak-emak tersayang.

Sebagai masyarakat, kita perlu lebih banyak memahami kondisi ini dan memberikan edukasi soal pentingnya antre. Mungkin kita bisa mulai dari diri sendiri dengan memberi contoh baik. Ingatkan bahwa antre itu bukan cuma soal menunggu giliran, tapi juga soal menghargai hak orang lain.

Seandainya ada yang kebablasan, mungkin perlu sedikit "disentil" secara halus. Sebuah teguran ramah, "Bu, antrenya di belakang ya," atau "Penuh Bu, mungkin bis selanjutnya lebih lega," biasanya cukup ampuh.

Ingat, emak-emak juga punya hati. Sekali diingatkan, mereka biasanya langsung sadar dan minta maaf, kecuali yang ngeyel. Jangan langsung ngomel apalagi maki-maki ya. Inget loh, kalian semua juga punya emak di rumah.

Antre memang bukan hal yang selalu menyenangkan, apalagi buat emak-emak yang super sibuk. Tapi dengan saling memahami dan menghargai, kita bisa kok bikin budaya antre jadi lebih diterima dan dihargai. Ya kan mak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun