Ada yang bisa jawab nggak? Saat ini ada berapa banyak desa wisata dari Aceh sampai Papua yang resmi tercatat oleh pemerintah, dalam hal ini oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia?
Saat tulisan ini dibuat, jawabannya adalah 6013. Sebagai contoh, di Jakarta sendiri sebagai kota metropolitan dan ex ibukota negara, ternyata memiliki 32 lokasi yang dikategorikan sebagai desa wisata.
Beberapa di antaranya adalah Kampung Sapi Perah Cibugary di Jakarta Timur, Perkampungan Budaya Betawi di Jakarta Selatan, Pecinan Glodok di Jakarta Barat, Kampung Eduwisata Bhinneka di Jakarta Pusat, dan Kampung Tugu di Jakarta Utara.
Apa sih Desa Wisata Itu?
Mengutip dari Kompas.com, desa wisata adalah kawasan pedesaan yang menawarkan suasana asli desa, baik segi ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, hingga arsitektur bangunan.
Desa wisata memiliki  potensi untuk dikembangkan, baik dari segi atraksi, akomodasi, kuliner, hingga kebutuhan lainnya.
Desa wisata juga menawarkan pengalaman dan kesan yang mendalam dengan membawa pengunjungnya untuk merasakan kehidupan tradisional dan berbaur dengan penduduk setempat.
Ide desa wisata pertama kali digaungkan sekitar tahun 2000-an dengan puluhan desa di Pulau Jawa dan Bali ditetapkan sebagai desa wisata.
JADESTA
Untuk mengetahui daftar desa wisata yang ada di seluruh Indonesia, kamu bisa mengakses JADESTA (Jejaring Desa Wisata) melalui jadesta.kemenparekraf.go.id.
Ini adalah sebuah portal yang menjadi sarana komunikasi dan wadah antar pengelola desa wisata di seluruh Indonesia. Portal ini dikelola langsung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Akses JADESTA gampang banget! Cukup buka situsnya, kita bisa langsung explore semua informasi yang ada. Tampilan situsnya juga user friendly. Bahkan ada juga fitur pencarian yang memudahkan kita buat cari desa wisata berdasarkan lokasi atau jenis atraksi yang kita mau.
Wisatawan Juga Bisa Memanfaatkan
JADESTA bukan cuma buat pengelola desa wisata, tapi juga buat para wisatawan! Di sini, kita bisa dapat informasi lengkap tentang desa-desa wisata yang ada di Indonesia. Mulai dari tempat wisata, kuliner lokal, budaya, hingga akomodasi yang tersedia. Jadi, sebelum jalan-jalan ke desa wisata, kita bisa merencanakan dulu dengan lebih matang.
Caranya, buka jadesta.kemenparekraf.go.id/sebaran, pilih provinsinya, dan pilih wilayah yang ingin dikunjungi. Setelah memilih desa wisatanya, akan ditampilkan informasi mengenai desa itu.
Misalnya fasilitas apa saja yang ada, atraksi yang ditampilkan, produk wisata yang ditawarkan, galeri foto/video hingga produk kuliner yang disajikan beserta harga-harganya.
Bahkan disertakan pula contact person pengelola desa wisata tersebut beserta nomor telepon/e-mail yang bisa dihubungi, sampai website dan akun-akun media sosialnya.
Masih Ada yang Kurang
Tapi ternyata tidak semua desa wisata yang terdaftar di JADESTA memiliki informasi lengkap mengenai desa wisatanya. Ini dikarenakan ada empat klasifikasi desa wisata: rintisan, berkembang, maju, dan mandiri.
Sebagai contoh, Perkampungan Budaya Betawi yang ada di Setu Babakan, diklasifikasikan sebagai desa wisata klasifikasi maju karena warganya sudah sadar akan potensi wisatanya dan bisa mengembangkan potensi tersebut. Â
Untuk desa wisata yang masuk ke dalam klasifikasi rintisan, mungkin pengelolanya belum memberikan informasi yang cukup untuk diverifikasi oleh Dinas Pariwisata Kota/Kabupaten setempat. Bisa juga karena pengelolaannya masih belum terorganisir dengan baik.
Kenapa Harus Coba JADESTA?
Buat kalian yang suka jalan-jalan dan explore tempat baru, JADESTA benar-benar jadi rekomendasi. Selain bisa dapat informasi lengkap, kita juga jadi lebih aware dengan potensi wisata di desa-desa. Siapa tahu, desa yang tadinya belum banyak pengunjung bisa jadi destinasi hits karena kita share pengalaman liburan di sana.
Kita bisa membantu memperkenalkan desa-desa wisata yang mungkin selama ini belum terlalu terkenal. Dampaknya, ekonomi desa bisa terbantu dan budaya lokal bisa lebih dikenal luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H