Melihat orang yang lupa atau sengaja tidak mematikan keran air hingga air di bak atau embernya sampai luber, termasuk siram-siram jalanan, benar-benar bisa membuat emosi saya terusik. Bagaimana tidak, di musim kemarau ini dimana banyak wilayah sudah mengalami kekeringan hingga kesulitan mendapat air bersih, kok dia malah buang-buang air dengan santainya.
Ada yang menganggap, "Ah air nggak bayar kok, ngapain pusing". Baiklah, izinkan saya memberi tahu Anda, itu adalah kesalahpahaman yang umum. Meskipun benar bahwa air tanah bisa diambil gratis, ada beberapa alasan mengapa kita harus berhati-hati dalam menggunakan dan melestarikan sumber daya ini.
Sumber daya yang berharga
Air tanah adalah air yang tersimpan di bawah permukaan bumi di dalam akuifer. Akuifer adalah lapisan yang terdapat di bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air.
Air tanah memainkan peran penting dalam mendukung ekosistem, menyediakan air minum, dan menopang pertanian. Banyak masyarakat yang bergantung pada air tanah sebagai sumber air utama mereka, menjadikannya penting untuk kehidupan sehari-hari.
Kesalahpahaman tentang air gratis
Meskipun air tanah terlihat seperti sumber daya yang tidak terbatas, penting untuk dipahami bahwa air tanah bukanlah sumber daya yang tak terbatas. Pemompaan dan penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan penipisan akuifer, yang menyebabkan konsekuensi jangka panjang.
Selain itu, proses ekstraksi, pengolahan, dan pendistribusian air tanah membutuhkan energi dan sumber daya, yang akan berdampak pada lingkungan.
Implikasi Lingkungan
Ekstraksi air tanah yang berlebihan dapat menimbulkan dampak lingkungan yang parah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permukaan tanah, di mana tanah tenggelam karena pengambilan air dari reservoir bawah tanah. Fenomena ini dapat merusak infrastruktur, meningkatkan risiko banjir, dan mengubah habitat alami.
Penurunan permukaan air tanah dapat berdampak negatif pada sungai, lahan basah, dan badan air permukaan lainnya yang bergantung pada pengisian air tanah.
Cara untuk menghemat air
Melestarikan air tanah sangat penting untuk memastikan keamanan air bagi generasi mendatang. Dengan menggunakan air secara bijak dan menerapkan praktik-praktik yang berkelanjutan, kita dapat membantu menjaga tingkat air tanah dan mencegah penipisannya.
Langkah-langkah sederhana seperti menggunakan peralatan hemat air dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam melestarikan sumber daya yang berharga ini.
Saya ambil contoh kasus seperti di atas tadi, bagaimana caranya menghentikan keran air secara otomatis jika bak sudah penuh. Ada sebuah alat yang namanya auto water control atau pelampung keran otomatis. Alat yang bekerja tanpa daya listrik ini menggunakan konsep pelampung. Jika ketinggian air sudah mencapai batas yang kita atur, maka keran akan tertutup dengan sendirinya dan menghentikan aliran air.
Ada juga perangkat bernama alarm sensor air. Kalau yang ini menggunakan baterai. Cara kerjanya adalah, jika ujung sensornya terkena air, maka alarm-nya akan berbunyi tapi tidak bisa menghentikan aliran air dari keran. Kedua perangkat tersebut sudah banyak dijual di marketplace dengan harga yang sangat terjangkau.
Konservasi air tanah merupakan tanggung jawab bersama yang membutuhkan upaya dan kebijakan yang mendukung. Mendorong kesadaran masyarakat melalui teknologi hemat air, dan menerapkan strategi pengelolaan air, semuanya dapat berkontribusi pada penggunaan air tanah yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H