Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kualitas yang Saya Cari dalam Mem-follow Seorang Food Blogger

30 September 2023   14:14 Diperbarui: 5 Oktober 2023   11:30 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Freepik @freepik.com

Kasus kisruh yang disebabkan oleh ulasan terhadap warung Nyak Kopsah, kini semakin melebar. Terbaru adalah perseteruan antara Codeblu vs Farida Nurhan (Omai). 

Codeblu memberikan ulasan negatif terhadap warung Nyak Kopsah, sementara Omai menilai ulasan itu dianggap mematikan rejeki orang. Perseteruan ini berlangsung di media sosial, dengan saling sindir hingga laporan ke polisi.

Kisruh ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan netizen, ada yang mendukung Codeblu, ada yang mendukung Omai, dan ada juga yang menganggap keduanya sama-sama salah.

Bahkan video podcast di Youtube tentang komentar dari Chef Juna yang sebal banget dengan para food blogger jadi diangkat lagi. 

Padahal podcast itu ditayangkan dua tahun lalu, jauh sebelum ada kisruh ini. Di podcast itu ia menyentil food blogger yang dianggap sok tahu dan bisa menjadi perusak profesi seorang chef.

Saya sendiri bukan seorang food blogger, tapi pernah bekerja selama beberapa tahun sebagai seorang editor di sebuah situs yang mengulas tentang travel dan kuliner di Indonesia. 

Berikut ini adalah bagaimana pandangan saya terhadap orang-orang yang mengulas dunia kuliner.

Food blogger sebagai sumber informasi yang berguna bagi foodies

Salah satu hal yang paling menyenangkan dari hidup di era digital adalah keberadaan food blogger yang sangat membantu menemukan makanan enak. 

Food blogger adalah orang-orang yang suka mencicipi berbagai jenis makanan dan menulis ulasan tentangnya di blog, media sosial, atau YouTube. Mereka biasanya memiliki banyak pengikut yang tertarik dengan rekomendasi mereka.

Food blogger tidak hanya memberikan informasi tentang rasa, harga, dan lokasi, tetapi juga memberikan tips, trik, dan cerita menarik seputar dunia kuliner. 

Dengan melihat ulasan food blogger, kita bisa mendapatkan inspirasi untuk mencoba makanan baru, mengetahui tempat-tempat yang sedang hits, dan belajar tentang budaya dan sejarah makanan.

Tidak semua food blogger punya skill

Menjadi seorang food blogger bukanlah hal yang mudah. Selain harus memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis makanan, kriteria, dan standar kualitas, seorang food blogger juga harus mampu menulis ulasan yang objektif, informatif, dan menarik.

Sayangnya, tidak semua food blogger bisa memenuhi kriteria tersebut. Banyak di antara mereka yang hanya menulis ulasan berdasarkan selera pribadi, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti harga, porsi, layanan, dan suasana.

Bahkan ada yang cuma bisa bilang enak, enduul, mantap, atau kata-kata lebay lainnya tanpa menggambarkan makanan yang dicobanya serta layanannya. 

Ada juga yang cuma modal terkenal atau good looking. Ulasan semacam ini tentu saja kurang bermanfaat bagi pembaca yang mencari informasi sebelum memilih tempat makan.

Oleh karena itu, seorang food blogger harus belajar untuk meningkatkan kemampuan mengulasnya agar bisa menghasilkan ulasan yang objektif dan berkualitas.

Contoh food blogger yang rasanya bisa dijadikan panutan adalah (Alm) Bondan Winarno yang terkenal dengan jargon 'Maknyus'. 

Saya rasa semua sepakat dengan saya soal ini. Beliau dikenal sebagai seorang chef yang handal dan berpengalaman, serta seorang food blogger yang kritis dan informatif.

Food blogger yang saya follow

Ada beberapa kriteria yang saya gunakan untuk menilai kualitas seorang food blogger. Pertama, dia harus kompeten dalam bidangnya. Artinya, dia harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang bahan, proses, dan cita rasa makanan yang dia ulas.

Kedua, dia harus punya pengetahuan memadai tentang makanan. Artinya, dia harus bisa menjelaskan mengapa suatu makanan enak atau tidak. Bukan cuma bilang enak atau tidak enak, karena enak tidaknya makanan sifatnya relatif bagi penikmatnya.

Ketiga, dia harus tidak lebay dalam mengulas sebuah makanan. Artinya, dia harus bisa memberikan pendapat yang objektif dan jujur, tanpa terlalu memuji atau mencela suatu makanan. 

Dia juga harus bisa menghargai selera dan preferensi orang lain, tanpa menganggap dirinya paling benar atau paling tahu.

Dengan kriteria ini, saya bisa menemukan food blogger yang berkualitas dan bermanfaat bagi saya dalam mencari kuliner baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun