Namun, apakah fenomena ini benar-benar menguntungkan bagi konsumen?Â
Tidak selalu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin membeli barang-barang dari toko yang tutup.
Pertama, pastikan bahwa barang-barang yang kamu beli adalah barang-barang yang benar-benar dibutuhkan atau inginkan. Jangan tergoda oleh harga murah atau diskon besar-besaran.
Tanyakan pada diri sendiri, apakah kamu akan membeli barang-barang tersebut jika tidak ada diskon atau harga miring, apakah akan menggunakan barang-barang tersebut, atau memiliki tempat untuk menyimpan barang-barang tersebut?
Kedua, periksa kualitas dan kondisi barang-barang yang dibeli. Jangan asumsikan bahwa semua barang-barang yang dijual di toko yang mau tutup adalah barang-barang baru atau bagus.Â
Beberapa barang mungkin sudah rusak, kadaluwarsa, atau cacat. Beberapa barang mungkin juga sudah tidak bergaransi atau tidak bisa ditukar atau dikembalikan. Pastikan untuk memeriksa barang-barang tersebut secara teliti sebelum membayar.
Ketiga, tetap bandingkan harga dengan toko lain.Â
Harga cuci gudang belum tentu sinonim dengan harga murah. Apalagi dengan banyaknya marketplace online. Sebuah produk yang sama di toko online bisa jadi lebih murah dari toko offline.
Fenomena ini bisa menjadi tantangan bagi para pemilik bisnis yang masih jalan. Mereka perlu mencari cara untuk menarik pembeli di hari-hari biasa, agar mereka dapat bertahan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H