Pak Joko bingung. Dia melihat pistol laser itu ternyata bukan senjata, tapi alat penerjemah. Orang-orang aneh itu sebenarnya adalah turis dari planet lain yang ingin mengunjungi Mars. Mereka tidak bermaksud jahat, tapi hanya ingin bercanda dengan Pak Joko.
Pak Joko merasa lega. Dia ikut tertawa bersama mereka. Dia mengajak mereka masuk ke warungnya dan menawari mereka makanan.
"Silakan, silakan, masuk ke warung saya. Saya punya banyak menu yang enak-enak. Anda mau coba nasi goreng? Soto ayam? Tahu gejrot?"
Orang-orang aneh itu tertarik dengan makanan Pak Joko. Mereka mengangguk-angguk dan duduk di meja-meja yang tersedia. Mereka memesan berbagai macam menu dan menyantapnya dengan lahap.
Pak Joko senang melihat warungnya ramai dengan pelanggan. Dia merasa harinya berubah menjadi lebih baik. Dia berpikir, mungkin Mars tidak seburuk yang dia kira. Mungkin di sini ada peluang bisnis yang lebih baik.
Dia tersenyum dan berkata dalam hati.
"Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, Mars."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H