Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sekolah Negeri di Jakarta (Akan) Jadi Ruang Isolasi Covid-19, Benarkah?

21 April 2020   08:44 Diperbarui: 30 April 2020   19:01 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screen capture covid19.go.id 21 april 2020

Sejak semalam beredar kopi surat edaran DINAS PENDIDIKAN PEMPROV DKI JAKARTA mengenai rencana pemakaian Ratusan Sekolah Negeri di wilayah DKI Jakarta untuk dijadikan lokasi Akomodasi dan Isolasi Pasien terkait penyebaran Virus di wilayah DKI Jakarta.

===

kompas.com
kompas.com
Jika menilik berbagai sebaran berita mengenai perkembangan Virus Corona di wilayah DKI, sepertinya sang Gubernur sudah sangat "PD" alias percaya diri dalam setiap Konferensi Pers yang dilakukan. 

Bahkan seringkali menekankan pihaknya sudah mempelajari dan bergerak sejak awal jauh sebelum virus ini ditanggapi secara "serius" oleh pemerintah pusat. Bahkan kalau ditelisik pernyataannya, sangat terkesan langkah-langkah yang dilakukan oleh pemda, seperti "dijegal" dan "dihambat" oleh kebijakan pemerintah pusat yang dinilai lambat. Entahlah.

screen capture covid19.go.id 21 april 2020
screen capture covid19.go.id 21 april 2020
Tapi saat ini, ketika melihat data yang ada lewat situs resmi covid19.go.id tanggal 21 april 2020 pukul 7 pagi tadi dan update berkala Kementerian Kesehatan, data penyebaran virus di DKI Jakarta menunjukkan angka 3.097 pasien baik ODP/PDP, artinya angka tadi jelas merupakan angka yang butuh perawatan khusus, baik ruang biasa, maupun ruang isolasi tentunya.

Sebelumnya, Anies Baswedan sebagai penanggung jawab pemerintahan di DKI sudah mengatakan agar seluruh Kelurahan di DKI untuk menyediakan ruang Karantina Sementara bagi setiap warga yang dinilai terpapar Virus Corona. 

Ruangan-ruangan ini nantinya bisa digukanan warga yang tidak bisa menjalankan isolasi secara mandiri di rumah masing-masing, atau sebagai "ruang tunggu" sebelum nantinya akan ditindak lanjuti untuk dibawa ke Rumah Sakit rujukan (baca disini).

Belum lagi, kesiapan ruang-ruang akomodasi untuk tenaga medis, baik tempat tinggal dan alat transportasinya dari lokasi tinggal (hotel) ke Rumah Sakit juga disiapkan melalui PT Trans Jakarta (baca disini)

Agak aneh rasanya jika menelisik lanjutan pernyataan Gubernur DKI tadi yang menyatakan bahwa DKI sudah menyiapkan 190 rumah sakit, dengan total tempat tidur ada 23 ribu, total ICU ada 714, total ruang isolasi ada 657 dan ventilator ada 947 buah, saat konferensi persnya tanggal 16 April 2020 dari Balaikota DKI, kawasan seputaran Monumen Nasional Jakarta.

Betulkah ruang-ruang darurat di sekolah-sekolah ini dibutuhkan?

===

surat yang beredar | dokpri
surat yang beredar | dokpri
Kembali ke "kekisruhan" Grup-grup Orang tua siswa dan guru mnegenai sekolahnya yang akan dipakai sebagai ruang isolasi, pertanyaan terbesar dari para "pemilik" gedung ini adalah... Amankah lingkungan sekitar sekolah yang akan digunakan sebagai tempat isolasi, atau amankah jika kemudian gedung tadi akan digunakan kembali saat wabah ini berakhir?

Karena, jika melihat kondisi daftar sekolah yang termasuk dalam list Dinas Pendidikan tadi, sekolah-sekolah yang digunakan lokasinya sangat dekat, bahkan ada di dalam lngkungan padat penduduk, yang saat ini kondisi masyarakatnya masih "berkeliaran" selama dilakukannya PSBB oleh pemerintah. 

Jadi, apakah nanti akan dilakukan pengetatat pergerakan warga, atau lokasi isolasinya saja yang akan diberi batasan agar warga tidak mendekat? Pertanyaan yang seharusnya sudah bisa dijawab atau disosialisasikan SEGERA sebelum sekolah-sekolah tadi digunakan.

dokpri
dokpri
Warga dan "pemilik" gedung sekolah-sekolah ini sangat mendukung kebijakan yang ada, terlebih ini juga untuk kesehatan dan "kesembuhan" negeri ini dalam pandemi dunia yang terjadi. Namun, penjelasan atas kebijakan tadi yang dinilai belum jelas. Bagi mereka, virus adalah tetap virus... menyebabkan sakit, apalagi yang sudah jelas "mengerikan" seperti Corona. 

Saat ini PSBB dilihat kasat mata sepertinya tidak berjalan mulus, tapi kesibukan mereka diluar rumah terjadi karena mereka masih butuh hidup, hidup didalam rumah seperti burung dalam sangkar sangat tidak mungkin dilakukan, tuntutan pekerjaan dan mencari nafkah karena mereka belum terjamin kehidupannya. 

Bantuan pemda atau pusat berupa makanan dan lain-lain pun minim mereka terima. Jangan sebut soal masker, hand sanitizer yang harus ada di depan mereka karena mereka tidak mampu menyediakan. Kekhawatiran itu sangat besar, tapi sekali lagi, mereka juga harus tetap hidup. Setidaknya, mereka mati akibat terpapar penyakit yang memang sedang mewabah, bukan mati karena kelaparan. Begitu katanya.

===

dok. kompas
dok. kompas
Gedung-gedung ini memang saat ini tidak digunakan akibat kebijakan #BelajarDariRumah sejak 16 Maret 2020 lalu, saat ditetapkan "libur" Corona oleh Pemda DKI Jakarta.

Namun, gedung ini bukan rumah sakit. Perlu disiapkan ruang-ruang kaca khusus jika ini akan disebut sebagai ruang Isolasi. Setidaknya itu gambaran yang mereka lihat di televisi-televisi.

Apakah gedung-gedung tadi akan direvonasi "kilat" untuk menyiapakan itu semua?

Dan jika ruang isolasi itu tidak seperti itu, lalu bagaimana keamanannya bagi warga sekitar sekolah ?

Lalu setelah pandemi berakhir, atau gedung ini sudah tidak digunakan lagi. apa jaminan keamanan virus tadi tidak menempel di dinding, langit-langit, besi pegangan tangga, WC, dll di sekolah tadi?

===

Ah, semoga semua berjalan dengan baik tentunya... Apapun yang terjadi sekali lagi pasti didukung oleh Warga atau Rakyat. Tapi setidaknya, "bicara" dulu lah... jangan sampai setiap kebijakan selalu terjadi 1 pihak.

Kami warga ingin sehat, ingin juga berpartisipasi dalam "menaklukkan" Corona. Jangan justru kami juga ikut jadi korban.

Berikut Lokasi yang digunakan untuk Tempat Akomodasi Tenaga Medis :

dokpri
dokpri
Berikut Lokasi yang digunakan untuk Tempat Isolasi Pasien COVID-19 :

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun