Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

FSAI 2020, Hadirkan Film Karya Alumni Australia-Indonesia

15 Februari 2020   22:02 Diperbarui: 3 Maret 2020   13:17 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*sebelumnya mohon maaf, saya pikir tulisan ini sudah terposting sejak hari kamis tengah malam kemarin, ternyata saat bersamaan pemadaman listrik di jam yang sama, memutus proses upload tulisan ini. Dan parahnya baru saya sadari beberapa menit lalu ketika membuka blog saya, tulisan ini tidak ada dalam list artikel terpublish*

++++

Kamis malam kemarin adalah pertama kalinya lagi saya menghadiri Festival Film yang satu ini, setelah alpa di 3 tahun kebelakang karena selalu bentrok dengan jadwal keseharian. Alhamdulillah kali ini bisa hadir, bisa chit chat bareng teman-teman lama, dan menambah relasi juga tentu kalau sudah ada di sebuah acara yang "senafas" dengan pekerjaan.

====

FSAI (Festival Sinema Australia Indonesia) kali ini memang sudah dilaksanakan untuk yang ke-5 kalinya di Indonesia dan kini dilaksanakan di 6 kota besar, yakni Jakarta (14-16 Februari 2020), Surabaya (15 Februari 2020), Makassar (15 Februari 2020), Mataram (15-16 Februari), Bandung (21-22 Februari 2020), dan untuk pertama kalinya di Yogyakarta (28-29 Februari 2020).

FSAI di Jakarta akan digelar di CGV Grand Indonesia. Sedangkan Surabaya di CGV Marvell City, Makassar di CGV Panakkukang Square, Mataram di CGV Transmart Mataram, Bandung di CGV Paris Van Java, dan Yogyakarta di CGV Hartano Mall.

kolase poster film FSAI 2020 (cgv.id dan instagram @topendwedding)
kolase poster film FSAI 2020 (cgv.id dan instagram @topendwedding)
Sebagai pembuka hari ini, film komedi romantis produksi Australia; "Top End Wedding", di putar di CGV Grand Indonesia.  Lumayan penasaran memang dengan film yang dirilis di Sundance tahun 2019  ini karena belum sempat nonton, padahal lumayan berderet penghargaan film yang sudah disabet, diantaranya The Sapphires bowed di Cannes dan Septembers of Shiraz di Toronto.

Film ini praktis mewakili Australia untuk dikenal masyarakat kita tentunya. Explorasi alam terutama di Australi Utara, suku aborogin yang masih memegang teguh adat istiadatnya, serta kehidupan modern peranakan aborigin, menjadi daya tarik utama, selain isi cerita film yang "bergelut" dengan kisah pernikahan 3 generasi yang dibalut bumbu-bumbu komedi cerdas dan masih ringan untuk membuat kita tersenyum atau bahkan terbahak.

Selain "Top End Wedding", FSAI 2020 kali juga menyajikan berbagai genre film yang beragam. Mulai dari film thriler psikologis bertajuk "Angel of Mine", serta film horor bertajuk "The Babadook", yang pasti akan disukai oleh penikmat film horor di Indonesia karena memiliki banyak kemiripan dengan film-film horor yang dibuat oleh sineas lokal.

Kemudian yang terakhir, sebuah film dokumenter fitur inovatif bertajuk, "2040" yang di setting tahun 2040 yang membedah segala persoalan lingkungan di dunia saat ini dan masa yang akan datang.

====

dok. pribadi
dok. pribadi
Sambil chit-chat dan ber"nostalgia" dengan seorang kawan; Feby Indirani sang penulis "Bukan Perawan Maria" yang baru saja menyelesaikan studi Master-nya di London, serta berbagi cerita dengan aktifis budaya Hikmat Darmawan plus beberapa rekan lain termasuk Simon Wilmot - Assosiated Head of School Faculty of Arts and Education Deakin University yang menjadi partner penyelenggara FSAI 2020 kali ini, dan membuat workshop pembuatan film nanti.

Tibalah pembukaan secara resmi FSAI 2020, oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia yang mengatakan, "Oleh karena itu, kegiatan seperti festival film bisa membuat masyarakat kedua  negara saling memahami karena dari film tergambarkan tentang Australia dan Indonesia. Sehingga, bisa saling mempelajari sama lain," katanya."Film merupakan jendela menuju budaya lain.

Pilihan kami atas film Australia dan Indonesia karya para alumni Australia memberikan wawasan tentang kreativitas dan keragaman kedua negara kita,"  jelas Gary Quinlan lagi.

Ia juga menambahkan bahwa kali ini, festival akan menghadirkan juga karya-karya yang diproduksi oleh alumni Australia Indonesia , seperti Film "Susi Susanti-Love All" yang diproduseri Daniel Mananta dan dua film dari Mira Lesmana, yakni "Bebas" dan "Kulari ke Pantai".

dok. pribadi
dok. pribadi
Selain itu, Dubes Gary Quinlan juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, atas dukungan yang diberikan terhadap penanggulangan kebakaran hutan di Australia.

Ia yang malam itu juga baru kembali dari Australia menyatakan, pertemuan antara Perdana Menteri Australia Scott Morrison dengan Presiden Joko Widodo berhasil dengan baik. Ia menyoroti juga kesepakatan yang dicapai kedua negara pada akhir tahun lalu, yang disebut Comprehensive Strategic Partnership yang sangat positif bagi kedua negara.

Daniel Mananta yang juga hadir, didapuk untuk memberikan sambutan juga mengatakan bahwa ia cukup bangga pernah mengenyam pendidikan di Australia yang akhirnya membawa dia ke level sekarang.

Banyak pelajaran berharga yang ia dapat. Bahkan sejak di Australia pun ia sudah sering ikut serta dalam berbagai kegitan 2 negara ini, namun ia aneh kenapa baru sekarang ia diangkat sebagai duta atau Sahabat FSI, katanya sambil berseloroh.

====

kolase poster film FSAI 2020 (cgv.id)
kolase poster film FSAI 2020 (cgv.id)
FSAI 2020 dipersembahkan oleh Australia Connect, serangkaian program acara menarik di Indonesia sepanjang tahun 2019 dan 2020 yang menampilkan sektor-sektor kreatif Australia yang berkembang pesat melalui musik, film, makanan, dan seni.

Selain membawa beragam film ke penonton Indonesia, FSAI memberikan kesempatan bagi mahasiswa film dan sineas muda berbakat untuk belajar dari pembuat film dan alumni Australia.

Tercatat Imogen Thomas, penulis dan sutradara drama keluarga Penduduk Asli Australia "Emu Runner", akan menyampaikan beberapa master class serta sesi tanya jawab untuk penonton di Jakarta dan Mataram, dengan dukungan dari mitra festival, Qantas.

Sedangkan Simon Wilmot, dosen film senior dari Deakin University, akan memberikan master class kepada para sineas muda di Surabaya dan Yogyakarta, setelah sebelumnya bersama Daniel Mananta akan memberikan master class tentang memulai karir di industri perfilman kepada calon sineas muda di Jakarta.

Daniel sendiri dalam kelas itu nantinya akan berbagi pengalamannya tentang pembuatan script writer. "Jujur saya akan share perbedaan dari script film antara Indonesia dan Australia," ucap Daniel Mananta.

Untuk mengikuti kegiatan ini sendiri, keseluruhan rangkaian acara di 6 kota ini diberikan secara GRATIS tanpa dipungut biaya apapun, dengan sebelumnya mendaftar dan booking di fsai2020.eventbrite.com, termasuk jadwal film dan workshop bisa dilihat di situ, atau bisa juga mengontak Public Affairs Kedutaan Besar Australi dengan email public-affairs-jakt@dfat.gov.au dan kontak +622129226775 atau 08111873175.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun