Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Indonesia (Sudah) Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri?

13 Februari 2020   14:50 Diperbarui: 13 Februari 2020   16:22 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal Januari lalu, kebetulan saya mendapatkan Undangan untuk hadir dalam release terbuka hasil sebuah Riset yang dilakukan sebuah lembaga survey terkemuka di Indonesia, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Yang membuat menarik, ini adalah riset mengenai pola menonton orang Indonesia di Bioskop yang sejalan dengan bidang pekerjaan sayas ehari-hari tentunya. Target dari riset inipun diutamakan kaum milenial, yang digadang-gadang memang suka menghabiskan waktunya untuk menonton ke bioskop. Dan yang lebih spesifik lagi (katanya) juga menghasilkan seberapa besar penonton film Indonesia dibanding film asing lainnya yang beredar di Indonesia. Makin bikin penasaran aja kan?

====

Dokpri
Dokpri

Bertempat di Ballroom Djakarta Theater XXI Jakarta, setelah egistrasi saya melihat baligo besar dekat registration desk, beberpa logo terpampang besar disitu selain logo SMRC tentunya sebagai penyelenggara riset dan event ini tentunya. Ada APFI (Asosiasi Perusahaan Film Indonesia), BIP (Badan Perfilman Indonesia), dan Cinema XXI yang mungkin sebagai perwakilan jaringan bioskop tertua di Indonesia.
Sayapun diminta berfoto di depan baligo tadi setelah menerima tiket dan nomor tempat duduk nanti di dalam.

Setelah menunggu sekitar 10-15 menit (dan ini sudah lewat dari jam yang ditentukan), mulai bermunculan para tamu undangan lain (event ini hanya dihadiri undangan, selain wartawan peliputan). Beberapa saya sapa karena saling mengenal, dan berbincang sebentar tentang kemungkinan apa yang akan dipaparkan nanti di dalam ruangan yang sampai menit ke 20 lewat dari jam resmi pintu masuknya belum dibuka. Terbilang, Reza Rahardian, Riri Riza, mira Lesmana, Dedi Mizwar, turut hadir dan sempat menikmati hidangan snack juga sembari meladeni para awak media yang mewawancarai mereka.
Tepat 40 menit saya dan beberapa rekan berbincang diluar sambil menikmati sajian snack, pintu utama dibuka yang sebelumnya para "dayang-dayang" XXI mulai berdiri rapi didepan pintu utama Ballroom.

Satu persatu tamu diantar ke kursi masing-masing, termasuk saya yang ditemani menuju tempat duduk sambil membawa sepiring snack dan secangkir teh manis panas yang baru saja saya seduh.

====

Setelah pintu ditutup, tidak berselang lama MC muncul dan memaparkan apa yang akan dibahas hari itu dan memeprsilakan moderator DR. Tito Imanda, seorang ahli komunikasi dan juga pemerhati film untuk naik keatas panggung.

Dokpri
Dokpri

DR. Tito sedikit memaparkan perkembangan film, trend millenials, dan sedikit "menyentil" para pelaku film tanah air mengenai perkembangan film Nusantara yang terlihat cepat, namun banyak dipertanyakan kualitasnya dibanding negara lain di Asia.
Sekitar 10 menit kemudian, beliau mempersilakan Ade Armando-sebagai periset, sekaligus Direktur Komunikasi pada Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), untuk memaparkan hasil risetnya, sekaligus membahasnya dengan audience di akhir acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun