====
Hari minggu kemarin, saya dan anak-anak sengaja datang ke Museum Nasional Jakarta demi melihat pameran perayaan 50 tahun kehadiran Mercedes Benz di Indonesia. Terutama nak-anak yang sangat antusias, sudah membayangkan apa yang kemungkinan diperlihatkan dalam pameran tadi. Generasi milenial yang sering menonton channel Youtube, terutama Channel "Supercar Blondie" ini berharap pamaran ini akan menampilkan beberapa unit mobil balap (sebutan mereka untuk mobil supercar), atau minimal unit-unit mobil mewah yang sudah diproduksi di Indonesia untuk mereka colek-colek atau berfoto ria.
Produk-produk ini mampu melempar kenangan saya pribadi waktu kecil; karena dulu ketika masih duduk di bangku SD, saya dan kawan-kawan 1 sekolah diantar jemput dengan menggunakan bus "bagong" ini setiap hari, belum lagi truk-truk pengangkut BBM yang lalu lalang saat mendsistribusikan bahan bakar ke berbagai SPBU juga menggunakan seri yang sama pasti jadi pemandangan saya waktu itu. Dan sang bus umum, paling setia menemani saya juga ketika SMA menuju ke sekolah.
Dan alhamdulillah, masih ada kesempatan untuk anak-anak saya berfoto dengan bus/truk seri ini kemarin. Maklum saja, kami sekeluarga memang pecinta dan pengguna produk keluaran Mercedes Benz, apalagi saat masih tinggal di Jerman pabrikan ini menghiasi hampir 70% merek kendaraan yang beredar (terutama penggunaan taksi)...jadi serasa berada di surga jadinya (lebay mode : ON).
Setelah membayar tiket masuk museum, kami langsung menuju sayap kanan, menuju ruang pameran sementara yang ditunjuk oleh petugas di pintu masuk saat kami tanyakan dimana ruang pameran Mercy (panggilan manis masyarakat kita untuk pabrikan Jerman ini).
Dari kejauhan sudah terpampang Baligo besar bertuliskan "PERJALANAN 50 TAHUN MERCEDES-BENZ DI INDONESIA", dengan pintu masuk bermandikan cahaya di dalamnya tepat disamping Baligo tadi.
Sejak 29 Januari 1886 itu pula, ditetapkan secara resmi sebagai hari kelahiran sebuah mobil. Selain itu, pada saat yang bersamaan Gottlieb Daimler juga membangun kendaraan bermotor empat roda pertama. Walaupun pada awalnya bekerja masing-masing, para pendiri Daimler AG dan brand Mercedes-Benz telah sukses secara global meletakkan batu fondasi untuk seluruh kendaraan penumpang saat ini, serta di segmen kendaraan niaga dan bus.
Dimana pada masa itu, mesin tersebut sangatlah ringan dengan berat sekitar 100 kilogram. Fitur khas lainnya adalah bak mesin terbuka, katup intake yang dapat digeser dengan gagang yang eksentrik, katup pembuangan yang dioperasikan oleh cakram cam, pelatuk klep dan pushrod, serta menggunakan sistem pelumasan tetes. Rancangan Benz pada saat itu menggunakan roda yang sangat besar terpasang secara horizontal pada sasis, karena ia khawatir efek giroskopik dari pemasangan secara vertikal akan mengganggu kemudi dan stabilitas kendaraan.