Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mampir di Pempek Pak Jenggot yang Cukup Otentik Rasanya

6 Februari 2020   09:54 Diperbarui: 6 Februari 2020   16:12 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panas terik hari itu rasanya terlalu menyengat, padahal hujan sebelumnya sering turun, belum lagi Kota tercinta Jakarta kembali diterjang banjir, bahkan sekitaran Jabodetabek juga terjadi banjir yang jauh diluar perkiraan.

Entah bagaimana awalnya, kemudian terpikir untuk mampir ke (yang menurut banyak orang) warung pempek enak disekitaran Pasar Minggu Jakarta Selatan...betul-betul pasarnya lho yah, bukan hanya wilayah Pasar Minggu.

====

Setelah berkendara sekitar 30 menit dari Tendean, akhirnya sampailah saya di lokasi (walau hampir kelewatan).

Jujur saja, awalnya saya pikir, warung se-terkenal ini akan punya halaman luas untuk parkir pelanggan dan punya palng nama besar sebagai identitas pengunjung baru (seperti saya) untuk mengenali lokasi dengan baik. 

Namun, yang saya temukan hanya tulisan kecil sederhana " PEMPEK PALEMBANG PAK JENGGOT " ditempel di etalase yang memajang dan menempatkan pilihan pempek yang tersedia hari itu, dengan tepat parkir yang sangat minim, bahkan bisa dibilang tidak ada tempat parkir sama sekali, karena pengunjung yang menggunakan motorpun parkir di pelataran toko (yang mungkin ini sebenarnya adalah trotoar) dan juga di badan jalan. Jadi, untuk yang menggunakan kendaraan roda empat, sebaiknya parkir di dalam PD Pasar Jaya Pasar Minggu yang letaknya sekitar 20-30 meter didepan.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Sedangkan untuk pengguna moda transportasi publik, cukup naik angkot, bus atau kereta commuter line, turun di pasar minggu, dan jalan sekitar 80-100 meter ke arah mampang, lewat jalan samping pasar.

====

Ketika masuk kedalam, nuansa teduh dan nyaman langsung terasa. Kasir sekaligus tempat memesan makanan yang terletak di mulut pintu masuk layaknya warung-warung pempek lainnya ini, juga memajang beberapa penganan lain khas Sumatera Selatan dan sekitarnya untuk disantap didalam maupun dibawa pulang. Terbilang krupuk kemplang, krupuk ikan, pecah seribu, dll tersedia lengkap disini...tinggal tunjuk, gabungkan dengan tagihan pesanan makanan, beres !

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Foto Pribadi
Foto Pribadi
Untuk menu pilihan, disini rasanya cukup lengkap seperti halnya warung-warung pempek yang ada diseputaran Jakarta. Selain pempek Kapal Selam, Adaan, Lenjer, Kriting, Kulit, dan Tekwan yang sudah umum ada di semua warung pempek...disini juga tersedia Lenggang, Model, Model Tahu, dan yang unik adalah kita juga bisa memesan Tekwan yang dihitung per kilogram untuk hajatan atau acara penting lainnya.

Sedangkan untuk minumannya, es kacang merah yang biasa menjadi favorit di berbagai warung pempek juga tersedia lengkap, berikut es campur, soda gembira, dan minuman botol, amupun jus-jus buah yang counternya sudah menyambut kita di depan pintu masuk.

Ketika masuk ke ruang utama, kesan luas makin terasa. Dengan tata letak kursi dan meja makan yang cukup renggang, membuat kita tidak perlu menggeser-geser kursi ketika ada orang yang akan keluar masuk melewati belakang kita, yang biasanya kondisi ini akan sangat mengganggu kenyamanan kita saat bersantap.

Fasilitas lainnya seperti wastafel, toilet dan musholla juga tersedia disini, bahkan seluruh pelayan wanitanya menggunakan jilbab lho !!

====

Saya yang kebetulan pencinta pempek dan pernah tinggal lebih dari 6 tahun di Palembang ini, rasanya cukup paham betul bagaimana rasa pempek "sejati". Karena baik pempek yang dibawa mbok-mbok penjual keliling, warung, atau restoran pempek, lumayan paham standar pempek yang enak dan sesuai dengan harga itu seperti apa.

Ketika pesanan saya hadir, sayapun baru sadar kalau "catatan" yang biasa saya sampaikan saat memesan pempek tadi belum disampaikan. Pempek saya DIGORENG, padahal saya hampir bisa dibilang tidak pernah mau pempek digoreng (apalagi biasanya malah digoreng sangat kering).

Saya menikmati pempek cukup hanya dikukus ulang sampai sedikit panas... Yah, mungkin memang agak terkesima dengan lokasi yang cukup nyaman ini ditambah mungkin suhu diluar tadi yang lumayan panas, penyakit lupa itu mampir di kepala.

Walhasil, sepertinya saya akan kurang enjoy menikmati dan menilai rasa pempek di sini.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
1 pempek adaan, 1 lenjer, dan 1 kriting sudah hadir dihadapan, sedangkan teman saya memesan 1 kapal selam, dan 2 pempek kulit yang merupakan pempek kesukaannya.

====

Untuk rasa, pempek yang digoreng ini tetap terasa lembut karena tidak digoreng sampai kering. Jadi rasa ikan dan nikmatnya adonan pempek masih terasa dengan baik (apalagi kalau gak digoreng nih). Cuka yang disajikan pun cukup otentik, dari warna, kepekatan asam, manis, dan pedasnya segar ditenggorokan.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Namun sayang, cuka sudah dijatah saat pempek dihidangkan, dan jika kurang harus meminta pelayan lagi untuk ditambahkan, plus bubuk udang ebi juga tidak terlihat mengambang diatas mangkok. 

Padahal, sejatinya di banyak warung serupa, cuka pempek adalah barang "free flow" yang sudah tersaji diatas meja untuk siap dituang sesuai selera pelanggan. Kalau udang ebi, memang sekarang banyak warung pempek juga membatasi untuk selalu tersedia di meja, namun merupakan standar taburan pada penyajian pempek. Sayang sekali.

Belum lagi, es teh manis yang kami pesan juga tidak menggunakan gula cair yang direbus dengan daun pandan atau ditambahkan vanilla layaknya es teh manis khas palembang, es teh manis ini sama rasanya dengan es teh manis di warung, resoran biasa, atau es teh manis kemasan, tidak ada yang spesial. Lagi-lagi mengurangi keotentikan "palembang" yang tersemat di judul warung pempek ini.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Yah, overall untuk pempek cukup enak dengan cuka yang otentik, hanya beberapa poin yang memperkuat justru tidak didapati dalam penyajian pempek disini.
Lain kali, saya akan mampir lagi untuk mencoba menu-menu lainnya terutama lenggang dan tekwan.

Mau coba mampir? Silakan aja, worth to try kok.

Oya lupa, katanya mereka tidak buka cabang tempat lain, dan sudah putus dengan semua aplikasi penyedia kirim2 makanan online lho....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun