Padahal, sejatinya di banyak warung serupa, cuka pempek adalah barang "free flow" yang sudah tersaji diatas meja untuk siap dituang sesuai selera pelanggan. Kalau udang ebi, memang sekarang banyak warung pempek juga membatasi untuk selalu tersedia di meja, namun merupakan standar taburan pada penyajian pempek. Sayang sekali.
Belum lagi, es teh manis yang kami pesan juga tidak menggunakan gula cair yang direbus dengan daun pandan atau ditambahkan vanilla layaknya es teh manis khas palembang, es teh manis ini sama rasanya dengan es teh manis di warung, resoran biasa, atau es teh manis kemasan, tidak ada yang spesial. Lagi-lagi mengurangi keotentikan "palembang" yang tersemat di judul warung pempek ini.
Lain kali, saya akan mampir lagi untuk mencoba menu-menu lainnya terutama lenggang dan tekwan.
Mau coba mampir? Silakan aja, worth to try kok.
Oya lupa, katanya mereka tidak buka cabang tempat lain, dan sudah putus dengan semua aplikasi penyedia kirim2 makanan online lho....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H